Lima Tujuan Membaca Al-Qur’an

Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah Mansur, MA. Photo : Hadis/MINA
Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah Mansur, MA. Photo : Hadis/MINA

Oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Naml [27] : 91-92

إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (91) وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ ۖ فَمَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنذِرِين (92).

Artinya : “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (91) Dan supaya aku membacakan Al-Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: “Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan”.(92)

Melalui ayat ini Allah memerintahkan kepada ummat Islam untuk membaca Al-Qur’an. walaupun ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam, tetapi maksudnya adalah untuk seluruh ummat Islam. Sebagaimana disebutkan dalam kaidah Ushul Fiqih Al-Ibrotu bi Umumil Lafdzi la bi Khususis sabab (yang dianggap adalah melihat lafadz yang umum, bukan sebab yang khusus).

Para ulama dan peneliti mengakui besarnya pengaruh bacaan Al-Qur’an bagi manusia apabila Al-Qur’an dibaca dengan bacaan yang benar. Dr. Khalid bin Abdul Karim Al-Hakim dalam bukunya Mafatih Tadabbur Al-Qur’an(kunci-kunci tadabbur Al-Qur’an) menyatakan bahwa ada lima tujuan membaca Al-Qur’an yaitu :

  1. Memperoleh Ilmu

Abdullah Bin Mas’ud berkata : “Apabila anda menginginkan ilmu maka bacalah Al-Qur’an ini karena di dalamnya terkandung ilmu tentang ummat yang terdahulu dan yang akan datang.”

Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Pembaca Al-Qur’an terbagi menjadi tiga golongan antara lain; Golongan pertama menjadikan Al-Qur’an sebagai mata pencaharian.

Golongan kedua membaca huruf-hurufnya namun mengabaikan ketentuannya, membanggakannya atas manusia dan menggunakannya untuk menarik perhatian penguasa, golongan ini jumlahnya sangat banyak, semoga Allah tidak menambah jumlahnya.

Golongan ketiga, mengambil Al-Qur’an sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit hati mereka. Dengannya mereka merasa tenang dalam peperangan, dengannya mereka menyayangi pemimpin mereka, dan menggigil tubuh mereka ketika mendengarnya, merekalah golongan penyebab diturunkannya hujan dan dimenangkannya atas musuh-musuh mereka. Demi Allah golongan ini lebih mulia daripada Al-Ibrid Al-Ahmar (mutiara merah).”

  1. Mengamalkan isinya

Ali Bin Abi Thalib berkata : “Wahai pembaca  Al-Qur’an atau wahai pembawa ilmu, ketahuilah bahwa orang alim (berilmu) itu adalah orang yang mengamalkan apa yang diketahuinya dan amalannya sama dengan ilmunya.”

Di dalam Tafsir Al-Qurtubi disebutkan, bahwa Rasulullah SAW senantiasa membacakan sepuluh ayat kepada para sahabat. mereka tidak pindah kepada sepuluh ayat lainnya sebelum mempelajari pengamalannya. Sehingga kami mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya sekaligus.

Al-Hasan AL-Bashri berkata : “Manusia diperintahkan mengamalkan Al-Qur’an, maka jadikanlah bacaannya itu sebagai pengamalan.

Imam Al-Ghazali mengumpamakan seorang yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak mengamalkan isinya seperti seorang bawahan raja yang mendapatkan perintah dari rajanya melalui surat untuk membangunkan sebuah istana. Surat itu selalu dibaca tetapi tidak bertindak untuk membangun istana yang diminta oleh rajanya. tentu sang raja akan murka.

  1. Bermunajat (Berdialog) dengan Allah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ ، يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ

Artinya : “Tidaklah Allah mendengarkan suatu suara yang baik dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, seperti ketika beliau melagukan bacaan Al-Qur’an dan mengeraskannya. (HR. Bukhari).

Ibnu Al-Qayyim berkata : “Apabila engkau ingin mengambil manfaat dari Al-Qur’an maka konsentrasikan hatimu ketika sedang membaca dan mendengarkan Al-Qur’an. Tundukkan pandanganmu dan hadirkan hatimu, maka engkaulah objek yang diajak bicara oleh Allah.

Qatadah berkata : “Tidaklah saya makan bawang sambil saya membaca Al-Qur’an.

  1. Mengharap Pahala

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Artinya : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur`an) maka dia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dijadikan sepuluh kali lipatnya. Saya tidak mengatakan “Alif Laam Miim” itu satu huruf, akan tetapi “Alif” itu satu huruf, “Laam” satu huruf, dan “Miim” satu huruf.” (HR. At Tirmidzi)

Mari kita hitung berapa kebaikan yang kita peroleh ketika membaca satu halaman mushaf Al-Qur’an, setiap halaman rata-rata terdiri dari 15 baris, setiap baris rata-rata terdiri dari 35 huruf. Bila setiap huruf dibalas 10 kebaikan pahala, berarti bila membaca satu halaman mushaf Al-Qur’an, kita akan mendapat 5.250 (lima ribu dua ratus lima puluh) pahala.

  1. Berobat dengannya

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Qs. Al-Isra’ [17] : 82

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Al-Qur’an adalah obat bagi hati dan tubuh dari berbagai penyakit. Setiap orang membaca dengan tujuan berobat dia akan mendapatkan dua obat, obat maknawi nafsi untuk rohani dan obat hissi (materi) untuk jasmani.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

خير الدواء القرآن

Artinya : “Sebaik-baik obat adalah Al-Qur’an.” (Silsilah hadis Sahih)

Para ulama sepakat bahwa Al-Qur’an adalah obat penyakit rohani seperti kebodohan, kemalasan, putus asa dan sebagainya. Sementara itu mereka berbeda pendapat tentang Al-Qur’an sebagai obat penyakit jasmani. Sebagian ulama’ berpendapat Al-Qur’an bisa menjadi obat penyakit jasmani, sebagian ulama’ menolaknya. Wallahu A’lam.(R02/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.