LIPI Gelar Simposium Peringati 45 Tahun Kerjasama Jepang-ASEAN

Kepala Pusat Penelitian Politik , Firman Noor. (Foto: Risma MINA)

Jakarta, MINA – Tahun ini, hubungan kerja sama antara Jepang  dan ASEAN memasuki usia 45 tahun. Selama ini, Jepang dan ASEAN telah menjalin kerja sama yang kuat dalam bidang politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

Berangkat dari hal itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar ‘Symposium on the 45th Anniversary of Japan-ASEAN Friendship and Cooperation: ASEAN and the Free and Open Indo-Pacific Strategy’ di Jakarta, Rabu (4/4).

Hubungan antara Jepang dan negara-negara kawasan ASEAN sendiri telah dimulai sejak tahun 1973, enam tahun setelah ASEAN terbentuk.

“Dalam hal ini, LIPI sendiri memiliki kajian tentang ASEAN, kita juga telah berkontribusi secara keilmuan sejak tahun 1990 dalam konteks membangun suatu visi akademis dan juga strategi akademis terkait dengan masalah ASEAN,” kata Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Firman Noor.

Terkait dengan Simposium ini sendiri, tambah Firman, LIPI memiliki komitmen untuk membantu ASEAN dengan melibatkan negara-negara lain atau lembaga-lembaga luar negeri yang memiliki komitmen untuk memperkuat peran ASEAN, keberadaan ASEAN, dan memperkuat kesadaran di wilayah itu untuk menyadari bahwa kita memiliki organisasi sebesar ASEAN ini, yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan di wilayah itu.

Dalam kurun waktu 45 tahun terakhir juga, hubungan Jepang dan ASEAN berlandaskan atas beberapa prinsip utama, seperti “Fukuda Doctrin” pada tahun 1977 dan juga “Five Principles of Japan’s ASEAN Diplomacy” pada tahun 2013. Berdasarkan prinsip-prinsip ini, Jepang mempromosikan “Free and Open Indo-Pacific Strategy” sebagai konsep menyeluruh dalam kebijakan luar negerinya.

Dalam pidato berjudul “Confluence of the Two Seas” di hadapan Parlemen India pada tahun 2007, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menggarisbawahi bahwa “Free and Open Indo-Pacific Strategy” adalah bagian penting dalam mewujudkan stabilitas dan kemakmuran masyarakat internasional.

Salah satu tujuan dari strategi ini adalah untuk membangun konektivitas antara Asia dan Afrika yang mengarah pada stabilitas dan kemakmuran seluruh kawasan.

“Dari sini, maka hubungan antara Jepang dan ASEAN, di mana Indonesia sebagai bagian di dalamnya menjadi penting,” ujar Firman.

Firman menambahkan, dalam perspektif hubungan Jepang-ASEAN dan keterkaitannya dengan “Free and Open Indo-Pacific Strategy”, istilah Indo-Pasifik menjadi krusial sebagai sebuah area geografis penting yang pernah ditekankan oleh Presiden Amerika Serikat dalam the 20th ASEAN-Japan Summit pada tahun 2017 lalu.

“Oleh karena itu, simposium yang digelar kali ini menjadi bagian penting untuk memperdalam tentang pemahaman terhadap strategi bebas dan terbuka di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, akan diulas pula tentang bagaimana Jepang dan ASEAN bekerjasama untuk meningkatkan perdamaian dan kemakmuran kawasan,” pungkas Firman. (L/R09/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Risma Tri Utami

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.