Lira Turkiye Jatuh ke Rekor Terendah di Tengah Prospek Terpilihnya Kembali Erdogan

(Foto: dok. Press TV)

Ankara, MINA – telah melemah ke rekor terendah lainnya pada Selasa (16/5/2023) karena prospek terpilihnya kembali Presiden dalam pemungutan suara putaran kedua pada 28 Mei mendatang.

Lira jatuh ke 19,70 terhadap dolar sementara saham jatuh karena indeks BIST-100 patokan Turkiye merosot sebanyak 6,4 persen dalam perdagangan premarket, setelah pemilihan presiden dan parlemen hari Ahad (14/5), di mana Erdogan tampil lebih baik daripada pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu. Press TV melaporkan.

Pemilihan presiden, bagaimanapun, sedang menuju putaran kedua yang bersejarah, karena tidak satu pun dari mereka yang mengklaim kemenangan mutlak.

“Kemenangan oposisi tampaknya semakin kecil kemungkinannya. Ini akan mengecewakan investor yang berharap untuk kembali ke pembuatan kebijakan ekonomi ortodoks dan komitmen yang lebih kredibel untuk mengatasi masalah inflasi Turkiye,” kata Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics.

“Kami pikir kelanjutan dari suku bunga rendah, peraturan mata uang asing yang membatasi, dan inflasi yang tinggi dapat meningkatkan ancaman [dari] krisis mata uang yang parah di kemudian hari,” katanya.

Menyusul hasil putaran pertama, benchmark bursa Istanbul (.XU100) turun 6,1 persen, penurunan persentase harian terbesar sejak awal Februari, dan sub-indeks perbankan turun 9,2 persen pada penutupan bisnis.

Bursa Efek Turkiye terpaksa menghentikan perdagangan untuk jangka waktu singkat akibat penurunan harga saham yang parah, karena hasil mengkonfirmasi pemimpin oposisi Kilicdaroglu telah mengklaim 44,96 persen suara dalam pemilihan presiden hari Ahad. Presiden petahana Erdogan menerima 49,51% suara.

Pakar keuangan berharap Kilicdaroglu dapat mengungguli Erdogan dan kembali kepada kebijakan ekonomi ortodoks.

Pakar keuangan mencatat ketidakstabilan telah membuat investor obligasi pemerintah Turkiye mengkhawatirkan kemampuan negara untuk membayarnya kembali.

Menurut data dari SandP Global Market Intelligence, harga pembelian asuransi terhadap risiko default pemerintah, juga dikenal sebagai credit default swap, naik hampir 27 persen, menandai level tertinggi sejak November.

Menurut data dari Institut Statistik Turkiye, inflasi harga konsumen tahunan melonjak menjadi 85 persen pada Oktober sebelum turun menjadi 44 persen pada April.

Kilicdaroglu telah berjanji untuk memperbaiki ekonomi Turkiye yang goyah dan memulihkan institusi demokrasi yang dikompromikan di bawah pemerintahan Erdogan.

“Kemenangan untuk Presiden Erdogan, yang sekarang terlihat seperti skenario kasus dasar… akan berdampak negatif bagi stabilitas ekonomi makro dan pasar keuangan Turki,” tambah Peach.

Pemilihan presiden merupakan tantangan terbesar bagi Erdogan yang berusia 69 tahun, di tengah kemerosotan ekonomi dan dampak gempa dahsyat pada 6 Februari. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)