Bogor, 29 Syawwal 1435/25 Agustus 2014 (MINA) – Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim mengatakan mengembangkan kajian ilmiah tentang produk halal menjadi panduan bagi semua pihak, terutama di negara-negara ASEAN.
“Sangat penting membangun kesepahaman bersama tentang kajian ilmiah produk Halal,” katanya dalam sambuatan kunjungan Menteri-Menteri Riset dan Teknologi (Ristek) ASEAN ke LPPOM MUI, Senin (25/8).
“Kami mendapat kehormatan dan sangat berterima kasih atas kunjungan delegasi kementerian ristek ASEAN ke Global Halal Centre. Semoga ini menjadi langkah positif untuk membangun kesepahaman bersama,” ujar Lukmanul Hakim.
Kunjungan tersebut merupakan rangkaian acara the 9th ASEAN Science and Technology Week (ASTW-9), dihadiri delegasi berjumlah30 orang, terdiri dari menteri, wakil menteri serta pejabat setingkat dirjen. Sementara delegasi dari Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta didampingi Walikota Bogor Bima Arya.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Delagasi tersebut mendapatkan penjelasan mengenai mekanisme sertifikasi halal dan sistem jaminan halal di Indonesia, delegasi juga mengunjungi laboratorium halal LPPOM MUI dan menyaksikan proses penelitian produk di tempat tersebut.
Kunjungan delegasi kementerian ristek ASEAN ke LPPOM MUI selaras dengan penyelenggaraan ASEAN Committee on Science and Technology (ASEAN-COST) yang diadakan setiap tiga tahun, dan salah satunya adalah penyelenggaraan ASTW ini.
Kegiatan tersebut digelar untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap pencapaian kerjasama iptek antarnegara ASEAN serta interaksi di bidang inovasi teknologi.
Selain mengunjungi LPPOM MUI, delegasi kementerian ristek ASEAN juga mengunjungi Istana Bogor, Kebun Raya, serta ke Pusat Riset Bioenergi dan Survaktan IPB.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
LPPOM MUI adalah lembaga ilmiah yang mendapat mandat untuk melakukan pemeriksaan tentang kehalalan pangan.
Hingga kini LPPOM MUI didukung oleh laboratorium yang terdiri dari uji DNA (alat RT-qPCR), mikroskop stereo untuk identifikasi kulit babi dan kromatografi gas untuk pengukuran residu alkohol.(L/P008/R04/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat