Bangkok, 23 Rajab 1436/12 Mei 2015 (MINA) – Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan kekhawatirannya, kemungkinan adanya ribuan Muslim Rohingya dan Bangladesh berada di tangan penyelundup manusia di tengah laut.
“Kekhawatiran terbesar kami adalah kemungkinan adanya 8.000 migran yang tidak dapat mendarat di pantai,” kata Jeff Labovitz, Ketua IOM untuk Thailand, kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (12/5).
Sejak Ahad (10/5), sekitar 2000 migran kelaparan terdampar dengan kapal reyot di pantai Indonesia dan Malaysia.
“Kami tahu mereka di laut, kesehatan mereka akan menurun. Mereka menderita kekurangan vitamin dan akan segera terlihat seperti kerangka,” katanya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Kepala Inspektur Malaysia Harrith Kam Abdullah mengatakan, Senin, sekitar 1.018 orang migran turun dari kapal di lepas pantai barat laut Malaysia.
Hampir 1.000 migran juga terdampar di pesisir Aceh Utara, barat Indonesia.
Direktur LSM Arakan Project, Chris Lewa, mengatakan, meningkatnya tekanan dari pemerintah Thailand terhadap geng penyelundup manusia, membuat banyak Muslim Rohingya dan Bangladesh kini ditahan di lepas pantai Thailand.
Ketua IOM Thailand menggambarkan, tugas menemukan dan membantu kapal yang tersebar di Samudera Hindia yang luas dan Laut Andaman, adalah “tugas yang hampir mustahil”.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Kita perlu menemukan di mana kapal ini, tapi itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami,” ujarnya. “Kami menyambut baik setiap pemerintah yang mampu menghilangkan beban migran ini dan memberi mereka bantuan kemanusiaan.”
Dia menggarisbawahi, dukungan dari Kementerian Luar Negeri Turki dan dari ECHO, sayap lembaga kemanusiaan Uni Eropa, sangat berarti dalam memfasilitasi operasi IOM.
Banyak dari para migran adalah Muslim Rohingya yang PBB sebut sebagai etnis paling teraniaya di dunia. Mereka melarikan diri dari negara bagian Rakhine, Myanmar.
Mereka melakukan perjalanan melalui perbatasan barat Myanmar, turun melalui Bangladesh menuju kota pantai Cox Bazar, kemudian mendapatkan kapal untuk mencapai “janji ekonomi Malaysia”.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mereka sering disertai dengan Muslim Rohingya lainnya dari kamp-kamp pengungsi di Bangladesh selatan, termasuk penduduk lokal Bangladesh yang juga ingin pergi ke Malaysia.
Sebagian besar melakukan perjalanan secara sukarela, sebagian lagi diculik dan dipaksa naik ke kapal.
Penyelundup manusia akan mengirim permintaan uang tebusan ke keluarga migran, sementara para migran ditahan di kamp-kamp di perbatasan Thailand dan Malaysia. (T/P001/R05)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)