KEMENAG : PEMBATASAN JEMAAH HAJI/UMROH BAIKNYA TAK BERDASARKAN UMUR

Jakarta, 11 Rajab 1435/11 Mei 2014 (MINA) – Seiring meningkatnya  kasus korban terjangkit -CoV di Timur Tengah, Kementerian Kesehatan Arab Saudi  mengeluarkan rekomendasi pengunduran pelaksanaan haji/umrah tahun ini bagi orang tua (di atas usia 65 tahun) dan  anak-anak (usia di bawah 12 tahun).

Menanggapi hal iti, Irjen Kementerian Agama RI, M. Jasin, mengatakan, tingkat kesehatan lansia dan anak-anak beragam sehingga tolak ukurnya sebaiknya bukan usia, melainkan kesehatan. “Yang  penting itu sehat, bukan umurnya,” katanya.

“Usia lansia dan anak-anak sebagai ukuran, saya kira tidak tepat. Karena tingkat kesehatan lansia dan anak-anak juga beragam,” tambah M. Jasin dalam sebuah kesempatan diskusi di salah satu televisi swasta, di Jakarta, Ahad (11/5) pagi.

“Jadi yang penting kondisinya sehat dan makan teratur,” kata Jasin yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua KPK.

Terkait itu, Jasin menekankan pentingnya melakukan komunikasi dan menjalin hubungan antar Kementerian dan Lembaga Negara untuk terus mensosialisaikan beragam informasi seputar virus MERS CoV dan pentingnya pola hidup sehat kepada jamaah umrah dan haji sebelum mereka berangkat ke Arab Saudi, tegas Jasin.

Ia juga meminta para Perusahaan Penyelenggara Ibadah Umrah (PPIU), baik yang sudah mempunyai izin maupun yang belum tapi menggunakan izin dari PPIU lainnya, agar pro aktif dalam melaporkan jamaahnya di setiap kedatangan di Arab Saudi. Laporan itu bisa dilakukan ke KBRI  di Arab Saudi mupun ke Teknis Urusan Haji (TUH) di Jeddah.

“Jika PPIU ada salah satu jamaahnya yang tidak bisa ikut pulang ke Tanah Air usai menjalankan umrah karena sakit misalnya, harus segera dilaporkan ke KBRI atau TUH di Jeddah,” tegas Jasin.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron mengatakan, sampai saat ini warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi yang terkena MERS CoV ada dua, yaitu seorang yang sudah cukup lama tinggal di Arab Saudi dan seorang jamaah umrah dari  Makassar yang sekarang masih di rawat di Arab Saudi.

Data Kementerian Kesehatan pada Rakor Kesiapsiagaan Pengendalian MERS CoV Di Indonesia, Senin (5/5), menyebutkan bahwa MERS-CoV pertama kali dilaporkan pada September 2012 di  Saudi Arabia.

Sejak saat itu sampai dengan April 2014, jumlah kasus 261 MERS-CoV  dengan 93 di antaranya meninggal dunia.

Pada Maret – April 2014, terjadi peningkatan cukup signifikan. Info WHO, di Saudi Arabia antara 11 – 26 April 2014 terdapat 138 kasus.

Adapun jumlah kasus suspek di Indonesia rentang pada Januari – 30 April 2014 mencapai 27 kasus. Provinsi yang melaporkan kasus suspek, di antaranya, Bali, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Kepri, Riau, dan Sumsel. Setelah dilakukan pemeriksaan, semua kasus suspek tersebut adalah negatif MERS CoV.

Ali Gufron mengimbau, khususnya kepada jamaah yang mempunyai resiko gangguan kesehatan tinggi, apalagi sudah  lansia, hamil, dan masih anak-anak, jika dimungkinkan untuk menunda, agar menunda keberangkatannya ke Timur Tengah. “Kalau memang harus berangkat, maka harus benar-benar menjaga kesehatan,” kata Ali Gufron.

“Meski tidak boleh panik, harus tetap waspada. Waspada ini sangat penting,” pesannya. Berikut tips dan saran dari Kementerian Kesehatan  bagi warga negara Indonesia yang akan menjalankan ibadah umrah atau haji dan WNI yang sudah berada di Arab Saudi menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, cukup istirahat, jangan merokok, rajin mencuci tangan dengan sabun, bila mungkin menghindari kerumunan apabila tidak menggunakan masker, bila batuk agar tutup mulut dengan tisu atau lengan, kalau ada infeksi saluran pernapasan agar berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (T/P012/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0