MABIMS: PERAN UMAT ISLAM SERANTAU SIGNIFIKAN BAGI KESATUAN BANGSA

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Dok/ Zaenal/MINA)
Menteri Agama, (Foto: Zaenal/MINA)

Denpasar, Bali, 11 Safar 1436/4 Desember 2014 (MINA)– Pertemuan tahunan tidak resmi Menteri-Menteri Agama Negara , Republik , Negara Malaysia, dan Republik () ke-16 menyebutkan umat Islam berperan signifikan untuk membangun kesatuan bangsa dan negara.

“Pada hari ini Rabu, 3 Desember 2014 Empat Menteri Agama yang tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) telah menyelesaikan Pertemuan Tahunan Tidak Resmi MABIMS yang dilaksanakan di Denpasar, Bali pada 30 November sampai dengan 3 Desember 2014,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam siaran persnya yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Lukman mengatakan, sebelum melaksanakan pertemuan MABIMS didahului dengan Sidang Senior Official Meeting (SOM) yang dilaksanakan pada 30 November hingga 2 Desember 2014.

“Dalam sidang ini semua Negara anggota MABIMS menyampaikan laporan Bidang Strategis dan Bidang Khas sesuai dengan bidang yang menjadi tanggung jawabnya,” kata Lukman.

Lukman juga mengatakan, pada MABIMS ke-16 mengambil tema “Agama Sebagai Berkah Bagi Umat Manusia”. Tema tersebut diambil dalam rangka untuk menunjukkan bahwa agama merupakan berkah bagi umat manusia untuk mengarahkan hidup umat manusia ke jalan yang benar dan menjauhi dari sikap berbuat kemunkaran.

“Tema ini juga diangkat untuk menegaskan bahwa umat Islam di kawasan serantau ini memberi peran yang signifikan terhadap pembangunan dan kesatuan Negara dan bangsa,” tegas Lukman.

Pertemuan MABIMS ke-16 juga dilaksanakan acara peringatan 25 Tahun MABIMS dengan Peluncuran Buku 25 tahun MABIMS. Buku tersebut berisi perjalanan kerjasama para Menteri Agama serantau dalam bidang urusan agama Islam yang dapat mendukung keberhasilan pembangunan nasional di masing-masing Negara.

Berkenaan situasi sosial politik yang berkembang saat ini, terutama yang terjadi di negara-negara Islam, seperti di Suriah, Yaman, Palestina dan sebagainya, para menteri  menyampaikan rasa keprihatinannya yang mendalam. Mereka memanjatkan doa agar konflik yang masih terjadi saat ini dapat diakhiri dan dapat hidup kembali dalam suasana damai seperti sedia kala.

Hasil pertemuan MABIMS, antara lain:

  1. Menolak penggunaan terminologi “jihad” untuk kepentingan ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.
  2. Menolak segala bentuk ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.
  3. Mengutuk segala bentuk kejahatan kemanusiaan atas nama Islam yang berakibat pada hilangnya nyawa, cacat fisik, trauma psikis, dan pemiskinan secara ekonomi.
  4. Menolak penggunaan cara-cara kelompok ekstrimis, radikalis, dan teroris untuk menanggulangi kasus ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.
  5. Menghimbau kepada setiap orang, terutama kalangan generasi muda, untuk tidak bergabung dengan gerakan ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.
  6. Menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat untuk turut serta mewaspadai segala bentuk kegiatan yang mengarah kepada aksi ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.

Pertemuan SOM MABIMS yang ke-40 pada tahun 2015 akan dilaksanakan di Brunei Darussalam sedangkan Mesyuarat MABIMS ke 17 tahun 2016 akan dilaksanakan di Malaysia. (T/P010/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0