Madrasah Young Researcher Super Camp 2020 Ramai Peminat

Jakarta, MINA- Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Kementerian Agama, Ahmad Umar menjelaskan, pendaftaran Madrasah Young Researcher Super Camp (Myres) 2020 ramai peminat dengan total 5.600 proposal yang didaftarkan sampai penutupan pendaftaran tanggal 25 September lalu.

Jumlah tersebut terdiri atas 2.140 pendaftar dari jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan 3.460 jenjang Madrasah Aliyah (MA). Ada tiga bidang yang dilombakan di tiap jenjang, yaitu: riset Matematika, Sains, dan Pengembangan Teknologi (MTs 859 pendaftar, MA 1.383 pendaftar), riset Ilmu Sosial dan Humaniora (MTs 846 pendaftar, MA 1.387 pendaftar), dan riset Ilmu Keagamaan (MTs 435 pendaftar, MA 690 pendaftar). Demikian keterangan yang diterima MINA Selasa, (29/9).

“Pendaftaran tersebut ditutup pada 25 September 2020, dengan total yang sangat signitifan dari tahun sebelumnya, tahun ini menunjukkan tradisi riset di madrasah terus bergeliat bahkan sejak tsanawiyah,” jelas Umar.

Umar mengatakan, Myres kali pertama digelar tahun 2018. Saat itu, proposal yang masuk hanya 666 naskah. Tahun 2019, jumlahnya meningkat menjadi 1.018 proposal, 215 MTs dan 803 MA.

Menurut Umar, ini sejak awal memang didesain antara lain bertujuan untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan siswa madrasah. Selain itu, Myres bertujuan mengembangkan potensi intelektual siswa madrasah, sekaligus mendorong pencapaian hasil penelitian mereka yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.

Umar menjelaskan, penelitian di bidang Ilmu Keagamaan difokuskan pada riset  tentang pemikiran, sikap, prilaku, pranata atau tradisi keagamaan dan pengajaran Islam. Bidang tersebut antara lain penelitian tentang Al-Quran, Hadits, Tafsir, Fiqih, Ilmu Kalam, Sejarah Kebudayaan Islam, integrasi keilmuan Islam, dan lainnya

Untuk Ilmu Sosial dan Humaniora, penelitian yang dilakukan terkait kajian fundamental atau terapan berkenaan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, baik ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, seni budaya, bahasa dan sastra, sejarah, geografi, pendidikan, dan lainnya.

Adapun untuk bidang Ilmu Matematika, Sains, dan Pengembangan Teknologi, penelitiannya tentang kemampuan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan ilmu matematika, eksplorasi alam semesta, modifikasi, inovasi dan teknologi, atau aplikasi dari ilmu pengetahuan alam untuk menemukan solusi dalam memenuhi kebutuhan manusia.

“Ini misalnya penelitian tentang aljabar, trigonometri, statistika, lingkungan, mikrobiologi, zoologi, geofisika, biokimia, bioteknologi, dan lainnya,” jelas Umar.

“Saat ini akan dilakukan penilaian atas ribuan naskah proposal yang masuk. Hasil penilaian proposal akan diumumkan pada 6 Oktober 2020 melalui web Kemenag,” lanjutnya.

Lima provinsi dengan pendaftar terbanyak adalah Jawa Timur (1058), Jawa Tengah (787), Jawa Barat (774), Sumatera Barat (367), dan DI Yogyakarya (314). Adapun tiga provinsi dengan pendaftar paling sedikit adalah Papua (6), Kalimantan Utara (9), dan Maluku (16). (R/SH/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)