Bandung, 26 Rabi’ul Awwal 1437/6 Januari 2015 (MINA) – Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad), Desti Rahmaniar mengikuti Short Stay Program SS70 di Chiba University, program dari Japan Student Service Organization (JASSO).
Ia terpilih bersama enam mahasiswa lainnya yang berasal dari lima negara. Desti mengungkapkan, program tersebut diikuti tujuh orang mahasiswa dari Cina, Pakistan, Thailand, Vietnam dan Indonesia.
Dari Indonesia, terpilih tiga mahasiswa dari tiga perguruan tinggi untuk mengikuti program tersebut, demikian laman resmi Unpad yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Plant Factory sendiri itu, masih banyak orang yang tidak tahu. Kalau di Indonesia untuk belajar Plant Factory itu masih belum representatif,” kata Desti.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Selama 70 hari di Jepang, Desti mengikuti kuliah di Chiba University dan internship di tiga perusahaan, yakni Mirai, Sumitomo Electric dan Iwatani Agri Green.
“Jadi kita di perusahaan itu belajar dari seedling, sampai ke sorting, grading, hingga ke packaging,” ungkapnya.
Selain memperoleh ilmu baru, Desti juga mendapatkan pengalaman menarik selama mengikuti program tersebut. Desti sangat terkesan dengan etos kerja di sana, terutama dalam menerapkan SOP yang telah ditentukan.
Produk pertanian yang dihasilkan dan dijual ke pasaran pun berkualitas sangat baik. “Mereka itu hal terkecil ada SOP-nya dan SOP itu bukan formalitas, tapi betul-betul dilakukan,” ungkap Desti.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Di samping itu, Desti juga terkesan dengan berbagai fasilitas yang tersedia, serta pemanfaatan teknologi dalam kegiatan budidaya tanaman. Menurut Desti, teknologi yang digunakan sebetulnya bukanlah teknologi yang sangat “wah”, namun mudah dalam pengaplikasiannya dan sangat membantu proses budidaya tanaman.
“Di sana teknik dasar (budidaya) nya sama (dengan Indonesia), tetapi fasilitas atau teknologinya beda. Mereka juga buat alat sendiri. Kalau kita kan harus impor dan mahal,” kata Desti.
Berbagai ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti program itu, akan coba Desti bagikan kepada mahasiswa Unpad lain berupa seminar kecil dan diskusi bersama. Selain itu, ilmu yang ia dapat pun akan ia coba kaji kembali dan diaplikasikan disini, terutama untuk kegiatan penelitian yang sedang ia jalankan.
“Karena banyak sekali prinsip-prinsip budidaya yang sebenarnya mudah diaplikasikan, tetapi kita luput. Itu bisa diaplikasikan disini,” ungkap Desti. (T/P006/R05)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain