Tepi Barat, 10 Rabiul Awal 1435/12 Januari 2014 (MINA) – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas berpidato di hadapan ratusan warga Palestina di Tepi Barat, Ramallah, Sabtu mengatakan ia tidak akan pernah mengakui Israel sebagai negara Yahudi.
Abbas juga menyatakan Palestina tidak akan memberikan kota al – Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota Israel sampai kapanpun.” Al Quds hanya akan menjadi ibukota Palestina. Kota ini tidak akan dibagi-bagi kepada pihak manapun,” katanya.
“Al Quds (Yerussalem) sejak dahulu kala merupakan kota milik rakyat Palesina. Jika Israel datang dan ingin memilikinya, maka tidak akan ada perdamaian antara keduanya (Israel-Palestina) sampai kapanpun,” tegas Abbas, Press TV melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pernyataan Abbas itu menyusul pengumuman rencana Tel Aviv Jumat lalu untuk pembangunan 1.400 unit pemukiman ilegal di Timur al – Quds di tengah pembicaraan damai antara pejabat Palestina dan Israel yang dimediasi Amerika Serikat.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Tel Aviv menolak untuk mematuhi perjanjian internasional yang menyatakan Al-Quds sebagai tanah milik Palestina. Bahkan sebelum dimulainya perundingan, Israel telah mengumumkan rencana untuk membangun lebih dari 2.000 unit pemukiman ilegal baru di Timur al-Quds dan Tepi Barat yang membuat marah warga Palestina.
Anggota Komite Eksekutif PLO, Hanan Ashrawi mengatakan, mengakui Israel sebagai negara Yahudi berarti mengakui rasisme yang dilakukan negara itu terhadap rakyat Palestina.
“Sejak 1948, penjajah Israel telah melakukan pengusiran, pembantaian dan sederet kekejaman lain terhadap rakyat Palestina. Sekarang, mereka minta supaya diakui eksistensinya. Itu sama saja dengan mengakui rasisme yang mereka lakukan,” kata Ashrawi kepada wartawan, Sabtu di Bethlehem.
Pejabat teras PLO itu juga menyatakan, sampai saat ini rakya Palestina masih terus saja terzhalimi. Mereka terus diusir dan dirampas haknya. Bahkan penjajah Israel terus menerus melakukan pembangunan pemukiman illegal di atas tanah rakyat Palestina. Hal ini jelas tidak bisa diterima dan masyarakat internasional harus menolaknya.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Menurutnya, pengakuan Israel sebagai negara Yahudi akan membebaskan negara itu dari dosa-dosanya selama ini. “Mereka (Israel) adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas jutaan pengungsi Palestina yang dipaksa keluar dari kampung halamannya sejak 1948,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, meminta bantuan Raja Yordania dan Arab Saudi untuk mendesak Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengakui Israel sebagai negara Yahudi, guna melicinkan jalan menuju perundingan damai Palestina – Israel.
Surat Kabar Haaretz melaporkan ini berdasarkan keterangan seorang pejabat senior Israel tentang pembicaraan mendadak Kerry dengan kedua raja itu dalam kunjungan empat hari Kerry ke kawasan ini pekan lalu.
Pejabat Israel itu mengatakan, Kerry meminta kedua raja mendukung ikhtiar damai yang sedang dimediasi AS dan masih belum berhasil menjembatani sikap-sikap dasar Palestina dan Israel.(T/P04/E1/mirajnews.com).
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Miraj Islamic News Agency (MINA)