Tepi Barat, 30 Rajab 1434/9 Juni 2013 (MINA) – Mantan menteri Palestina yang baru dibebaskan dari penjara Israel, Wasfi Qabaha mendesak pemerintah Yordania untuk menyelamatkan warga Yodania yang dipenjara Israel dan telah mogok makan selama 40 hari.
Qabaha, dalam sebuah pernyataan pers kepada surat kabar Yordania Al-Sabil, meminta pemerintah untuk bersikap tegas dan kuat terhadap permasalahan para tahanan Yordania yang dipenjara Israel, pernyataannya menggambarkan selama ini lemahnya sikap Yordania tentang hal itu.
“Status kesehatan salah satu tahanan yang mogok makan kini dalam kondisi kritis, namun pemerintah Yordania berpangku tangan menyaksikan tanpa berbuat apa-apa,” kata Qabaha (50) seperti dilaporkan Palestine Information Center (PIC) sebagaimana dipantau kantor berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Laki-laki yang pernah dipenjara Israel Sembilan kali itu menambahkan, tahanan warga Yordania yang bernama Abdullah Al-Barghouti kini dirawat di rumah sakit Afula setelah kesehatannya semakin memburuk.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Tahanan mogok makan lainnya adalah Hamza Authman, Alaa Hammad, Munir Mara’ei, dan Muhamad Al-Rimawi, media tersebut menambahkan.
Dalam konteks lain, Qabaha mengharapkan para tahanan Palestina akan meluncurkan mogok makan besar-besaran di semua penjara-penjara Israel September mendatang.
Pria yang dibebaskan dari penjara Israel pada Kamis lalu itu mengungkapkan, ada koordinasi terus menerus antara para tahanan untuk mengembangkan posisi seragam guna menghindari kekurangan dari mogok makan terakhir.
Qabha diculik tentara Israel sejak 10 Juni 2011 dan ditempatkan di bawah perintah Penahanan Administrasi tanpa tuduhan selama enam bulan. Kemudian penahanan diperpanjang kembali sampai empat kali, hingga mencapai dua tahun berada dalam penjara.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Sampai saat ini, diperkirakan terdapat sekitar 27 warga Yordania yang ditahan Israel. Lainnya, tercatat setidaknya 29 warga Yordania lainnya hilang, kemungkinan dibunuh atau diam-diam ditahan Israel. (T/P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza