Lebih 10.000 Pelari Ikuti ‘Marathon Internasional Palestina’ di Betlehem

Betlehem, MINA – Lebih dari 10.000 pelari dan berbagai negara mengikuti  ‘Eighth International Palestine Marathon’ yang diselenggarakan di Betlehem, Jumat (18/3).

Marathon dimulai dari Gereja Kelahiran di pusat Kota Tua Betlehem dengan dihadiri sejumlah pejabat, terutama Jibril Rajoub, Presiden Komite Olimpiade Palestina dan Dewan Tinggi Pemuda dan Olahraga Palestina, WAFA melaporkan.

Rajoub mengatakan, acara tersebut mengirimkan pesan bahwa rakyat Palestina memiliki hak untuk hidup dan bergerak bebas di wilayah Negara Palestina.

Koordinator , Itidal Abdul Ghani mengatakan, ada lebih dari 10.000 atlet Palestina dan internasional, termasuk 1.150 atlet internasional yang mewakili 80 negara, dari Yordania, Kuwait, UEA, Mesir, Qatar dan Arab Saudi, serta 500 anggota korps diplomatik di Palestina. Perempuan juga menyumbang 50 persen dari total jumlah atlet.

Menurutnya, melalui jalur maraton ini, peserta dapat melihat pandangan yang berbeda tentang kehidupan sehari-hari Palestina, termasuk beberapa bukit curam dan pemandangan lainnya.

“Maraton dimulai dari Church of Nativity yang membawa para pelari melintasi kota, dua kamp pengungsi Aida dan Dheisheh, dan di sepanjang tembok apartheid Israel, yang dianggap ilegal oleh Mahkamah Internasional pada tahun 2004,” katanya.

Ini termasuk empat regu; lomba 42 kilometer penuh, lomba 21 kilometer, lomba 10 kilometer dan lomba keluarga lima kilometer.

Diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 21 April 2013, Palestine Marathon diadakan kembali tahun ini, tahun ke delapan, setelah dua tahun dibatalkan karena pandemi. Dimulai pada pukul 6:00 pagi, dari Manager Square di Betlehem dengan jarak 11 KM.

“Seperti sebelumnya untuk 9 tahun terakhir, karena tidak mungkin menemukan bentangan 42 km di dalam Wilayah Palestina tanpa melewati pos pemeriksaan Israel, maka diputuskan untuk mengadakan acara pada bentangan 11 km, yang akan diselesaikan oleh pelari maraton penuh sebanyak 4 kali,” kata Ghani.

Sebagai bagian dari logistik, 200 petugas polisi dikerahkan untuk memastikan pergerakan bebas bagi para atlet di samping lebih dari 500 sukarelawan yang bertanggung jawab untuk memberikan perawatan pertolongan pertama.

Komite Olimpiade Palestina, yang mensponsori acara tersebut mengatakan, acara tersebut menunjukkan kepada masyarakat internasional sisi lain dari Palestina, menciptakan kesadaran internasional tentang kisah Palestina, meningkatkan pengetahuan tentang kehidupan, budaya, dan keramahan Palestina, serta membangun pemahaman lintas budaya.

Selain itu, maraton tahunan menambah nilai ekonomi Palestina dan sektor pariwisata.

Ia menambahkan bahwa maraton memberikan atlet internasional kesempatan untuk “menghantam” tembok apartheid Israel, yang “mencegah warga Palestina dari menjalankan hak asasi manusia mereka untuk kebebasan bergerak dan memisahkan mereka dari tanah mereka. (T/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.