Masjid Al-Aqsa Sepanjang 2020 Alami 18.526 Serbuan Yahudi

Yerusalem, MINA – Sebuah laporan Palestina yang mengkhususkan diri dalam urusan Yerusalem menyebutkan, sepanjang tahun 2020 mengalami 18.526 serbuan dari orang-orang Yahudi ekstremis.

Ini berarti sama dengan sekitar 1.500 serangan tiap bulannya, dan sekitar 50 serbuan tiap harinya.

Menurut laporan tersebut, serangkaian peristiwa itu merupakan serangan yang belum pernah disaksikan Yerusalem sebelumnya. Quds Press melaporkan, Senin (11/1).

“Para pemukim terus melakukan serangan harian ke Al-Aqsa, kecuali Jumat dan Sabtu setiap peknnya, selama dua periode pagi dan sore hari, melalui Gerbang Maghariba, yang kunci-kuncinya telah dikendalikan oleh otoritas pendudukan sejak pendudukan Yerusalem,” bunyi laporan.

Serangan meningkat sat periode hari raya Yahudi, dan mereka yang menyerbu Al-Aqsa dengan sengaja melakukan ritual di alun-alunnya.

Sementara otoritas pendudukan terus mengejar jamaah warga Muslim sekitarnya dan menangkap mereka, mencegah mereka masuk, menahan kartu identitas, dan melakukan penggeledahan di pintu dan alun-alun Al-Aqsa.

Otoritas pendudukan juga terus berupaya untuk memaksakan kendali atas aula shalat di gerbang Al-Rahma, melalui pengadilan pendudukan dan melalui serangan berulang kali ke dalamnya.

Laporan juga mengkonfirmasi, otoritas pendudukan terus menggunakan metode deportasi dari kota Yerusalem, terhdap puluhan ulama, tokoh nasional serta warga Yerusalem, untuk periode mulai dari dua hari hingga enam bulan.

Pusat Informasi Wadi Hilweh memantau setidaknya 375 keputusan deportasi, terdiri dari 315 dari Masjid Al-Aqsa, 15 dari Yerusalem, 33 dari Kota Tua, 4 dari Tepi Barat, 8 larangan perjalanan, termasuk 15 anak di bawah umur dan 66 perempuan.

Menurut pusat tersebut, Januari, Juni dan September menyaksikan tingkat tertinggi keputusan deportasi, dan di antara yang dideportasi adalah kepala Otoritas Islam Tertinggi, Syaikh Ikrimah Sabri, Wakil Direktur Wakaf Yerusalem, Syaikh Najeh Bkirat, dan Gubernur Yerusalem yng dicegah memasuki Tepi Barat dan dipaksakan di tempat tinggalnya. (T/RS2/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.