Masjid Az-Zikra Jadi Percontohan Rumah Ibadah Ramah Lingkungan

(Foto: Istimewa)

Bogor, MINA – Masjid di Sentul, Bogor, Jawa Barat dijadikan percontohan rumah ibadah yang mengadopsi kaidah ramah lingkungan.

Ketua Yayasan Az-Zikra Ustaz Khatib Khalil menjelaskan, masjid yang dibangun di atas bukit tersebut menjalankan empat program utama Ecomasjid (masjid ramah lingkungan), diantaranya mencakup penghijauan, konservasi air, sanitasi, dan pengolahan sampah.

Arsitektur Masjid Az-Zikra sebagai Ecomasjid didesain terbuka agar sinar matahari dapat masuk sehingga dapat menghemat penggunaan listrik, serta adanya sirkulasi udara yang lebih banyak untuk menghindari pemakaian pendingin udara.

“Kami membangun taman dan kebun di sekitar masjid dengan pohon berbuah dan yang ada dalam Al-Quran. Rencananya kami ingin menjadikan masjid ini jadi salah satu tempat wisata religi utama,” kata Khatib saat menerima kunjungan peserta Lokakarya Bersama Pendahuluan Penyusunan Modul Perspektif Agama terkait Pengendalian Perubahan Iklim dari perwakilan lintas agama di Masjid Az Zikra, Kamis (8/8).

Salah satu program Ecomasjid di Masjid Az-Zikra adalah melakukan konservasi air dengan menanamkan alat pada kran air untuk membatasi air wudhu.

“Konservasi air ini untuk mengajak jamaah agar bisa menghemat air dan memanfaatkan air secukupnya. Setelah dilakukan konservasi air, penggunaan air wudhu di Masjid Az Zikra menurun cukup dratis dari 14 liter per hari sekarang jadi 4 liter per hari,” jelasnya.

Konservasi air juga dilakukan dengan mengolah kembali sisa air wudhu menjadi air bersih. Selain mengolah air dari sisa air wudhu, Masjid Az Zikra juga melakukan konservasi dengan mengolah air hujan menjadi air bersih yang dapat digunakan kembali.

Selain itu, Masjid Az Zikra mempunyai fasilitas biogas yang mulai dimanfaatkan gasnya secara kontinyu untuk salah satu kantin.

Biogas dapat dimanfaatkan secara optimal dengan cara teringrasi dan penggunaan pada kegiatan-kegiatan yang produktif. Sehingga pemanfaatan energi biogas dapat memberikan dampak yang lebih luas dan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi serta nilai tambah pada produk.

Dalam pengelolaan sampah, warga Kampung Sunnah Az Zikra mengelola sampah dengan membakar yang lebih ramah lingkungan yakni dengan menggunakan Tungku Bakar Sampah (TBS) yang dilengkapi perangkat “pencuci asap” menggunakan air sebagai filter untuk menangkap partikel-partikel asap.

Lokakarya Bersama Pendahuluan Penyusunan Modul Perspektif Agama terkait Pengendalian Perubahan Iklim yang digelar dua hari (7-8 Agustus 2019) sendiri untuk menindaklanjuti program Ikhtiar Jakarta yang merupakan kerjasama antara Pemerintah DKI Jakarta dan Yayasan ICLEI Indonesia.

Country Manager Yayasan ICLEI Indonesia Gina Karina menjelaskan, program Ikhtiar Jakarta ini meliputi partisipasi komunitas keagamaan dalam pengarusutamaan pengendalian perubahan iklim dan pembangunan rendah emisi.

Dia mengatakan, kunjungan ke Masjid Az Zikra yang diikuti lebih dari 20 orang tokoh lembaga keagamaan dari enam agama yang diakui di Indonesia ini sebagai studi banding Eco-Rumah Ibadah dalam mendukung aksi penurunan emisi gas rumah kaca di masjid tersebut.

“Kami sangat bersyukur dapat hadir dan mempelajari bagaimana Az Zikra menjadi percontohan rumah ibadah yang ramah lingkungan. Mudah-mudahan menjadi inspirasi kita semua,” imbuh Gina.

Masjid Az-Zikra terletak di Kampung Sunnah Az-Zikra Sentul sebagai percontohan masjid ramah lingkungan yang dikenal dengan program Ecomasjid, dipelopori oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Siaga Bumi. Program ini mulai diluncurkan pada 19 Februari 2016.

Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) MUI, Hayu S. Prabowo menjelaskan, Ecomasjid adalah tempat beribadah tetap umat Islam yang mempunyai kepedulian terhadap hubungan timbal balik berkelanjutan antar makhluk hidup dan lingkungannya.

“Program Ecomasjid ini memiliki tujuan untuk mengajak warga dan jamaah agar senantiasa menjaga kelestarian hutan dan lingkungan sekitar melalui dakwah, baik lisan, tulisan maupun tindakan yang nyata,” ujarnya.

Indonesia memiliki 850 ribu masjid dan mushalla yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, ada 100 juta orang berkumpul di masjid setiap Jumat.

Hayu mengatakan, jumlah masjid tersebut merupakan angka yang cukup signifikan dalam kontribusinya pada lingkungan jika masjid-masjid tersebut menjadi masjid yang bangunannya menganut prinsip berkelanjutan.

Menurut hasil penelitian dengan rating tool GREENSHIP HOMES menunjukkan bahwa Masjid Az-Zikra adalah masjid yang dapat dijadikan contoh terbaik dalam implementasi bangunan hijau karena mencapai rating gold.

Sekilas Masjid Az-Zikra

Masjid Az Zikra dibangun tahun 2009 di Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Nama aslinya Masjid Muammar Qaddafy dengan bangunan megah dan minaret 57 meter yang menjulang sehingga mudah dilihat dari jalan Tol Jagorawi.

Pembangunan masjid yang dibina oleh almarhum KH. M. Arifin Ilham itu didanai World Islamic Call Society (WICS) dari Tripoli, Libya. Arsitektur Islam modern mewarnai masjid dengan lahan seluas 12.600 m2 itu. Pada tahun 2011, masjid ini berganti nama menjadi Masjid Az Zikra sampai sekarang.

Masjid ini dilengkapi dengan convention hall, lift dan air mancur. Masjid tiga lantai ini bisa menampung 30 ribu jamaah sekaligus.

Masjid ini juga dilengkapi dengan payung ala Masjid Nabawi untuk kenyamanan para jamaah majelis zikir yang  tidak tertampung di halaman masjid. Masjid ini pun menjadi tempat wisata religi yang ramai kunjungan wisatawan.(L/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.