Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjidil Aqsa, Terbakar di Palestina, Menyala hingga Indonesia

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 26 Agustus 2023 - 16:30 WIB

Sabtu, 26 Agustus 2023 - 16:30 WIB

9 Views

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj News Agency (MINA), Duta Al-Quds Internasional*

Masjidil Aqsa di Palestina memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama Islam, dan tempat yang mulia di hati umat Muslimin di seluruh dunia.

Masjidil Aqsa di Kota Al-Quds (Yerusalem) adalah tempat singgah perjalanan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ketika hendak Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Dari Mi’raj ini kemudian menerima kewajiban mulia shalat lima waktu sehari semalam. Menunjukkan, jika kita sedang melaksanakan shalat, maka terbayanglah Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama, dan titik singgah perintah shalat fardhu.

Masjidil Aqsa di Kota Tua Al-Quds, adalah tempat suci bagi orang-orang beriman terikat padanya, dan tempat darah dan nyawa para syuhada mempertahankannya dari penodaan yahudisasi dan aneksasi.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Muhammad Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam banyak menunjukkan status dan keutamaannya.

Allah pun telah menjadikan Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya sebagai kawasan yang Allah berkahi, dalam firman-Nya :

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS Al-Isra [17] : 1).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-20] Tentang Istiqamah

Ayat ini menunjukkan dua tempat yang termulia di atas muka bumi ini, yakni Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, bersanding dalam satu ayat. Sebuah makna bahwa kita harus memuliakan dan memperhatikan keduanya. Mengesampingkan salah satunya, berarti menyepelekan lainnya.

Karena itu, Masjidil Aqsa dan kawasan sekitarnya adalah urusan kepentingan kita semua kaum Muslimin di manapun berada dan apapun kedudukan kita. Karenanya tidak dapat dibenarkan melepaskan tempat yang paling berharga, paling terhormat, kepada penjajah Zionis. Mereka hanya menodai kemurnian dan keberkahan tanah Al-Aqsa dengan pelanggaran-pelanggaran keagamaan dan kemanusiaan.

Masjidil Aqsa Jantung Dunia Islam

Masjidil Aqsa adalah jantung dunia Islam, detak nafas dan denyut nadi pergerakan kaum Muslmin. Manakala jantung dunia Islam itu ternodai, merana, dan membara.

Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

Maka seluruh dunia Islam pun menyala. Bagai satu bagian tubuh yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Seperti bangunan bersusun-susun yang tak bisa tercerai-beraikan oleh apapun.

Masjidil Aqsa di Palestina, tidaklah terpisah dari Indonesia oleh lautan, daratan dan awan. Namun justru disatukan oleh alam, oleh jiwa, dan oleh keimanan.

Di dalam hadits disebutkan :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Artinya : “Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Pada hadits lain dikatakan :

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya : “Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Dan beliau merekatkan jari-jemarinya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina

Penjajahan Harus Dihapuskan

Sementara itu, hingga kini rezim entitas apartheid Zionis Israel terus-menerus mencegah hamba-hamba Allah yang hendak beribadah mengabdi kepada Allah di Masjidil Aqsa. Mereka membatasi dan menutup gerbang masuk ke Al-Aqsa sekehendak mereka. Padahal itu bukan tempat suci mereka dan bukan pula tanah sah mereka. Mereka telah berbuat dzalim sedzalim-dzalimnya.

Allah memperingatkan di dalam Al-Quran:

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ مَّنَعَ مَسٰجِدَ اللّٰهِ اَنْ يُّذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهٗ وَسَعٰى فِيْ خَرَابِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ مَا كَانَ لَهُمْ اَنْ يَّدْخُلُوْهَآ اِلَّا خَاۤىِٕفِيْنَ ەۗ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ وَّلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat.” (QS Al-Baqarah [2]: 115).

Dalam konteks keindonesiaan, penjajahan seperti itu, dan di manapun berada harus dihapuskan. Ini tertuang dalam Konstitusi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Pada Konstitusi tersebut tertulis, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Hal ini diperkuat dengan Maklumat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) tanggal 20 Agustus 1953, yang menyebutkan, “Menolak tiap-tiap fitnah penjajahan dan kezaliman suatu bangsa atas bangsa lain, dan mengusahakan ta’aruf antara bangsa-bangsa.”

Tekad untuk membebaskan Al-Aqsa dari belenggu penjajahan Zionis, diperkuat lagi secara khusus dalam Maklumat Ghazwah Fath Al-Aqsa yang dinyatakan oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) pada tanggal 17 September 2006.

Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) adalah wadah persatuan dan perjuangan umat Islam berpusat di Indonesia, yang antara lain melahirkan Aqsa Working Group (AWG), tanggal 21 Agustus 2008, bertepatan dengan peringatan 39 tahun Pembakaran Masjidil Aqsa.

Maklumat Ghazwah Fath Al-Aqsa menyatakan, “Hai seluruh manusia ketahuilah sesungguhnya Masjidil Aqsa sesuai dengan firman-firman Allah dan lain-lain dalil-dalil yang qath’i adalah hak Muslimin untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankannya. Dan mengingat sampai saat ini Masjidil Aqsa masih berada di luar penguasaan Muslimin, maka pada kaum Zionis Israil dan kelompoknya kami peringatkan agar segera meninggalkan Masjidil Aqsa dan menyerahkannya ke tangan Muslimin. Kepada kaum Muslimin di manapun berada di seluruh dunia, dengan mohon pertolongan Allah agar segera bersatu padu mempersiapkan segala dana dan kemampuan untuk menerima kembali Masjidil Aqsa dari tangan Zionis Israil.”

Langkah-langkah di medan juang telah dilakukan oleh para pejuang di bumi penuh berkah Palestina. Gugurnya para syuhada bukan tanda kekalahan, justru itu pembayaran awal dari kemenangan akhir zaman, dan kedudukan mulia di surge kelak.

Sedangkan aksi-aksi dari luar Negara Palestina, yang tidak kalah pentingnya dalah gerakan massif solidaritas pembebasan Al-Aqsa dan kemerekaan Palestina dari negeri-negeri Muslim dan Eropa. Wabil khusus dalam hal ini dari negeri katulistiwa, Indonesia.

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 241.700.000 jiwa, selalu mendoakan, mendukung dan berada di belakang Palestina.

Pendudukan Zionis Yang Semakin Terdesak

Walaupun hingga saat ini kawasan Masjidil Aqsa dan Palestina masih dalam pendudukan Zionis, tapi terlihat aksi-aksi perlawanan itu terus menyala. Perlawanan bersenjata, roket-roket rakitan, bukan hanya ada di Jalur Gaza. Tapi juga meluncur dari Tepi Barat yang diduduki.

Aksi perlawanan bersenjata ini memaksa pasukan pendudukan harus menyiapkan kendaaraan dilapisi bahan antipeluru. Mereka takut tertembak, mereka takut mati, mereka takut kalah. Inipun sudah menjadi tanda kekalahan mereka menghadapi perlawanan rakyat Palestina.

Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina

Sementara aksi demonstrasi warga Israel sendiri menentang Perdana menteri Benjamin Netanyahu terus berjalan. Hingga kini, akhir bulan Agustus 2023 ini, telah memasuki pekan ke-32 berturut-turut. Ini artinya pemerintahan pendudukan sebenarnya sudah sangat rapuh. Belum lagi perpecahan antar partai dan oposisi di dalamnya.

Kondisi ini ditambah berkurangnya bantuan militer dan ekonomi dari Amerika Serikat sebagai sekutu utama, dan semakin menjauhnya negara-negara sekutu seperti Inggris yang mulai memboikot produk-produk dari tanah pendudukan karena dianggap melanggar kemanusiaan. Belum lagi warga Israel anak-anak muda yang memboikot tidak mau ikut wajib militer. Dan semakin banyak warganya yang hendak hengkang dari tanah pendudukan, dan semakin banyak pula warga Yahudi dari luar negeri yang tidak mau migrasi ke tanah pendudukan.

Itu semua karena adanya konfrontasi dari rakyat Palestina yang semakin keras dan kondisi dalam negeri pendudukan Israel yang semakin tak menentu, di tengah krisis ekonomi yang semakin terlihat.

Kondisi ini sangat tepat untuk memperkuat rekonsiliasi faksi-faksi perjuangan Palestina. Seperti yang sudah difasilitasi pemerintah Mesir, Turki dan Arab Saudi. Untuk itu seluruh faksi perjuangan dan rakyat harus saling menjaga dan melindungi para pejuang perlawanan, walaupun mungkin beda cara.

Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta

Situasi yang mulai mempertemukan kebijakan Arab Saudi dan Iran, Turki dan Mesir, Suriah dan Liga Arab, ini tanda-tanda yang harus dimaknai sebagai situasi yang mendukung. Walaupun anehnya, masih ada negara-negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan penjajah. Kita patut menyayangkan apa dilakukan oleh pemerintah Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Sudan. Upaya mereka menjadikan langkah diplomatik sebagai cara menekan pendudukan, nyatanya aksi-aksi aneksasi, penyerbuan dan Yahudisasi di Kota Suci Yerusalem malah semakin agresif.

Bahkan dalam Rancangan Undang-Udanganya, otoritas pendudukan hendak membagi kawasan Masjidil Aqsa yang mutlak milik umat Islam, mereka hendak bagi menjadi dua bagian, 70 persen untuk Y-ahudi, sementara kaum Muslimin hanya kebagian 30 persen. Cara licik dan jahat seperti yang mereka lakukan saat membagi Masjid Ibrahimi di Hebron. Rancangan inilah yang dikecam dan ditentang kuat oleh aktivis dan pejuang Muslim di Palestina, dan dimanapun berada. Termasuk di Indonesia yang dikoordinir oleh Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG).

Upaya serius dalam pembebasan Masjidil Al-Aqsa, seharusnya menjadi salah satu perhatian utama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang awal didirikannya adalah untuk menjaga dan mengawal Masjdil Aqsa. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang dibentuk oleh para pemimpin sejumlah negara Islam di Rabat, Maroko, tanggal 22-25 September 1969, menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia untuk menjaga Masjidil Aqsa.

Peran Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim di kawasan Asia dan Afrika, harus semakin nyata meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam, khususnya membantu perjuangan rakyat Palestina. Wabil khusus lagi dalam upaya pembebasan Masjidil Aqsa dari Yahudisasi serta dari pembagian waktu dan tempat oleh pendudukan Zionis.

Peran Aqsa Working Group (AWG)

Aksi-aksi nyata menggalang solidaritas dalam bentuk sosialisasi, mobilisasi, edukasi dan fund rising terus dilakukan di Indonesia,yang dikoordinir oleh Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG). Termasuk pelaksanaan webinar, training (daurah), tabligh akbar, seminar, berbagai musaqabah, hingga pameran foto dan bedah buku Al-Aqsa.

Aksi longmarch dan gowes sepeda Cinta Al-Aqsa di seluruh wilayah di Indonesia, aksi naik ke puncak gunung tertinggi di daerah-daerah di Indonesia, menjadi tanda begitu semangatnya kaum Muslimin Indonesia dalam mengkamanyekan gerakan pembebasan Masjidil Al-Aqsa serta untuk Kemerdekaan dan Kedaulatan penuh Negara Palestina.

Terkini para aktivis bergerak membawa bendera Palestina dan Indonesia, naik Gunung Muria, yang berangkat dari Masjidil Aqsa di Kota Kudus, Jawa Tengah. Semua tidak ada yang kebetulan, dan tidak ada yang sia-sia.

Tahun ini, dan dimulai dari webinar saat ini, dibulan November 2023 nanti, insya-Allah gema pembebasan Al-Aqsa dan Palestina itu akan terus bergerak ke Negara-negara kawasan Asia Tenggara, tetangga Indonesia. Mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam hingga Thailand. Ke depannya, terus bergerak ke Eropa dan Barat, melalui gerbang Kota Istanbul, Turkiye, tempat Muhammad Al-Fatih membuka Konstantinopel dengan komandan dan pasukan terbaiknya.

لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ

Artinya : “Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR Ahmad).

Itu sudah terjadi, dan kita akan mengulanginya lagi melalui motor pergerakan Aqsa Working Group (AWG) dari Indonesia, dengan dukungan utama tentunya, dari Imam Masjidil Aqsa dari Ibukota Al-Quds, dan dari para pembela Al-Quds di Istanbul Turkiye. Insya-Allah. Allahu Akbar ! Al-Aqsa Haqquna !!! (A/RS2/)

Mi’raj News Agency (MINA)

*Disampaikan pada Webinar dalam rangka Peringatan 54 tahun Pembakaran Masjid Al Aqsa, yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG), Jumat malam, 25 Agustus 2023, bersama nara sumber lain Dr. Abdullah Maruf, Peneliti Spesialis Ilmu Al Quds dan Masjid Al Aqsa, Dosen Universitas Istanbul, Turkiye.

(A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia