Masyarakat Bisa Lakukan Pertolongan Pertama Korban Serangan Jantung

Dr Coga Ilham Arlando memberikan materi tentang , Sabtu (18/2) di Aula , Jakarta. Foto: Rina/MINA

Jakarta, 21 Jumadil Awwal 1448/18 Februari 2017 (MINA) – Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pertolongan pertama kepada korban yang terkena serangan jantung dianggap menjadi salah satu faktor penyebab angka kematian akibat ini sangat tinggi di Indonesia.

Menurut Dr Coga Ilham Arlando, dokter umum di RSCM Jakarta, sebenarnya masyarakat bisa melakukan pertolongan pertama semisal Resusitasi Jantung Paru () atau dikenal dengan CPR saat korban terjatuh akibat serangan jantung.

“Cara sederhananya dengan menaruh tangan kita ditulang tengah dada dan dikunci oleh tangan satunya, kemudian ditekan oleh kekuatan tubuh kita bukan kekuatan tangan kita, ” katanya dalam pelatihan RJP untuk awam bertema “Semua Bisa Menolong” di aula Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).

Untuk melakukan  RJP dengan menekan tangan pada dada korban memang diperlukan pelatihan yang berulang-ulang. Oleh karenanya, MER-C akan memulai mengkampanyekan hal ini untuk tenaga non medis, agar suatu saat jika diperlukan mendadak untuk anggota keluarganya, mereka bisa membantu.

Dokter yang akrab disapa dengan nama Coga itu menganjurkan jika setelah korban terjatuh tidak sadar sesaat setelah terkena serangan, maka penolong harus mengecek dulu respon kesadaran korban, bisa dari nadi leher dan tangan atau memanggil korban untuk terbangun. Jika tidak ada respon, maka RJP mulai dianjurkan.

“Menekan di dada tidak boleh dilakukan terlalu cepat atau lambat, tidak boleh berhenti lebih dari 10 detik, karena pertolongan kita bisa jadi tidak berguna, ” tambahnya dihadapan peserta.

Dia melanjutkan, menekan dengan tangan (hands-only RJP) ini dimaksudkan untuk memompa kembali darah jantung ke otak. RJP dilakukan sampai terjadi dekompresi, pengisian kembali jantung dan paru setelah dilakukan penekanan oleh tangan (kompresi).

Dokter yang juga relawan MER-C tersebut mengungkapkan tim nya siap melakukan penyuluhan ini untuk masyarakat secara gratis, dengan syarat kegiatan tersebut dikampanyekan dan dibagi dengan yang lain.

“Di Negara lain, warga awam sudah bisa melakukan RJP, dan penyuluhan mereka sudah sangat maju. Di kita masih jauh ketinggalan, ” ungkapnya.

Dia juga mengimbau warga yang membagi pengalaman ini di media sosial untuk menggunakan tagar bersama #semuabisamenolong #pijatjantungsaja sebagai bagian dari kampanye untuk mendidik warga tahu hal ini. (L/ism/RE1)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.