“KOMITE UMAT UNTUK TOLIKARA” (KOMAT) TEMUI MENTERI AGAMA

dok : Kemenag
dok : Kemenag

Jakarta, 22 Juli 2015/6 Syawwal 1436 (MINA) – Menteri Agama, Rabu (22/07) pagi ini menerima Komite Umat Untuk Tolikara (KOMAT) di Rumah Dinas Komplek Widya Chandra, Jakarta.

Dipimpin Bachtiar Nasir, sejumlah aktivis dan tokoh umat Islam menemui untuk menyampaikan niat dan upaya mereka dalam berkontribusi bagi perwujudan kembali perdamaian dan toleransi di Tolikara.

“Pagi ini, saya menerima delegasi dari Komite Umat untuk Tolikara (KOMAT) yang dipimpin oleh Ustad. Bachtiar Nasir dengan beberapa yang lain. Komite ini berangggotakan para tokoh dan yang memiliki kepedulian yang tinggi, bagaimana agar kasus Tolikara ini bisa dipulihkan kembali,” kata menteri usai pertemuan.

Tampak hadir dalam pertemuan ini antara lain: Haikal Hasan, Mustofa (Aktivis Media Islam), Zaitun Rasmin (Wahdah Islamiyah), serta perwakilan dari Dompet Duafa Republika dan sejumlah aktivis Islam lainnya.

KOMAT terbentuk pada 19 Juli 2015 di Jakarta,  setelah adanya pertemuan para tokoh, di antaranya Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Didin Hafidhudin, Bahtiar Nasir, Aries Mufti, Muhammad Zaitun Rasmin. Pada pertemuan itu, para Tokoh sepakat menunjuk Bahtiar Nasir sebagai Ketua Harian Komite, dan  Muhammadi Zaitun Rasmin sebagai Wakil Ketua. sebagaimana disiarkan dalam laman resmi Kemenag

Sementara itu, Didin Hafidhudin diangkat sebagai Ketua Dewan Syura, dengan Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Bahtiar Nasir, Aries Mufti, Bobby Herwibowo  sebagai anggota Dewan Syura. Nama lain di antaranya Haikal Hassan sebagai Sekretaris, Nur Effendi dan Irfan Syauqi Beik ditunjuk sebagai Bendahara.

Sementara itu, Jeje Zaenuddin ditunjuk sebagai Tim Advokasi. Selain itu, ada juga beberapa nama lainnya, antara lain:  Ahmad Djuwaini, Arifin Purwakananta, dan Fahmi Salim. Komite ini juga menunjuk Mustofa B. Nahrawardaya  dan Adnin Armas sebagai juru bicara.

KOMAT juga bekerjasama dengan Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, BAZNAS (Badan Amal Zakat Nasional), Forum Zakat, dan lainnya  mengumpulkan dana masyarakat untuk program pembangunan fisik dan non fisik di Tolikara.

Melalui Program bertagline “Damai Tolikara Damai Papua”, penggalangan dana ini diharapkan mendapat respon positif masyarakat luas agar pembangunan kembali Tolikara bisa segera dilakukan dalam waktu dekat.

“Mereka ingin ikut memberikan kontribusi, membantu memulihkan kembali kondisi Tolikara ke arah yang lebih baik,” jelas Lukman.

Menurutnya,  proses rehabilitasi nantinya tidak hanya terkait dengan persoalan fisik dan bangunan saja, misalnya: kios, masjid, dan lainnya. Lebih dari itu, proses rehabilitasi  yang tidak kalah penting adalah ikut kembali membangun kedamaian, toleransi di antara umat beragama di Tolikara dan seluruh wilayah Tanah Air.

Lukman mengaku sangat mengapresiasi iktikad baik KOMAT dalam ikut berkontribusi bagi kemajuan perdamaian dan tolerasnsi di Indonesia. “Saya mengapresiasi dan mendukung penuh komite ini dan mudah-mudahan mereka diberikan kekuatan untuk terus berkemampuan mewujudkan dan merealisasikan niat baiknya,” ujarnya.

Ia berharap, gerakan yang diinisiasi oleh para tokoh yang tergabung dalam KOMET ini menjadi salah satu perwujudan kepedulian umat dalam menebarkan kemaslahatan di Indonesia. “Mudah-mudahan ini juga sekaligus wujud dari kepedulian umat Islam melalui para tokoh-tokohnya dalam ikut menebarkan kemaslahatan bagi sesama di Tanah Air tercinta,” harapnya. (T/P002/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0