Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENAG: PEMBERANTASAN BUTA HURUF AL-QURAN TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Admin - Jumat, 26 Juli 2013 - 15:46 WIB

Jumat, 26 Juli 2013 - 15:46 WIB

403 Views ㅤ

Menteri Agama Suryadharma Ali. (Doc. Kemenag)

Jakarta, 19 Ramadhan 1434/27 Juli 2013 (MINA) – Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan upaya pemberantasan buta huruf Al-Quran merupakan tuntutan dan tanggung jawab bersama. Karena itu harus didorong melalui pendidikan agama dan keagamaan.

“Pendidikan Al-Quran harus didorong karena sesuai pesan Nabi Muhammmad SAW, sebaik-baik umatku adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Quran,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta, Jumat (26/07) seperti dilaporkan laman resmi Kemenag yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).

Menag berharap semua anak Indonesia tanpa adanya diskriminasi, dalam bentuk apa pun, dapat berkembang menjadi generasi emas bangsa yang beriman, jujur, cerdas, sehat, berakhlak mulia, dan berprestasi.

Menag berpendapat, salah satu sebab merosotnya moral dan karakter bangsa adalah karena generasi muda, termasuk anak-anak dan remaja mulai enggan mengaji dan mengkaji Al-Quran di masjid, mushalla, dan surau. Akibatnya, Al-Quran tidak lagi dibaca, apalagi dikaji nilai-nilai dan ajarannya yang mengandung nilai-nilai kedamaian dan antikekerasan.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Al-Quran cenderung tidak lagi dibuat pegangan dan petunjuk hidup, akan tetapi hanya menjadi pajangan atau penghias rumah dan masjid.

“Masjid, mushalla, dan surau mulai kelihatan sepi dari teriakan anak-anak dan remaja mengaji,” katanya pada acara penyerahan santunan kepada seribu anak yatim, launching program Training of Training (ToT) Seribu Instruktur Qiraatil Quran, dan peresmian pesantren kilat remaja Harapan Bangsa Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal.

Terhadap fenomena yang mengkhawatirkan tersebut, Menag menjelaskan, beberapa waktu lalu pihak Kementerian Agama gencar mencanangkan program Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar Mengaji).

Gerakan tersebut merupakan salah satu wujud respon positif pemerintah terhadap kegelisahan sebagian besar masyarakat muslim atas kelesuan tradisi mengaji Al-Quran setelah shalat magrib.

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

Terkait dengan launching ToT seribu instruktur Qiraatil Quran dan peresmian pesantren remaja, Menag menyambut baik dan berharap program tersebut dapat dijadikan sarana untuk pembangunan karakter bangsa yang unggul, yang bersumber dari nilai dan pesan Al-Quran.

Karena itu, Menag menyatakan memberi apresiasi dan mendukung sepenuhnya peresmian dan peluncuran program yang sangat strategis dalam konteks pembangunan karakter bangsa yang unggul, yaitu ToT Instruktur Qiraatul Quran dan juga pesantren kilat remaja.

Pada acara tersebut nampak hadir Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Dr. KH Ali Musthafa dan sejumlah pengurus tersebut. (T/P02/R2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025

Rekomendasi untuk Anda