Menag Resmikan Peluncuran Studi-Studi Kemenag Tentang Pendidikan Islam di Indonesia

Jakarta, 24 Shafar 1438/24 November 2016 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan peluncuran Studi-Studi Kementerian Agama () Tentang Islam di Indonesia, ditandai dengan pemukulan gong oleh Menag di Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin No. 6 Jakarta, Rabu (23/11).

Peluncuran Studi-Studi Kemenag Tentang Pendidikan Islam di Indonesia ini merupakan kerjasama antara Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia dan Kementerian Agama. Demikian keterangan pers Kementerian Agama yang diterima MINA.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekjen Kemenag Nur Syam, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Kabalitbang Kemendikbud Totok Suprayitno, pejabat eselon I dan II Kemenag, dan sejumlah duta besar negara sahabat.

Menag mengapresiasi upaya sejumlah pihak yang telah membangun kemitraan untuk bekerjasama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan, khususnya pendidikan Islam pada sejumlah lembaga pendidikan, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat.

“Peluncuran hasil studi terkait sejumlah kebijakan pendidikan Islam yang dilakukan Kementerian Agama ini menjadi strategis dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi, karena tantangan kita ke depan semakin memerlukan keseriusan dan kreativitas kita,” kata Menag.

Ia mengatakan selanjutnya, tantangan kita dalam konteks Indonesia adalah bagaimana agama khususnya Islam yang dipeluk oleh mayoritas bangsa ini mampu hadir dalam rangka mengintegrasikan kita sebagai sebuah bangsa.

“Saya perlu menggunakan kata-kata integrasi ini karena kita sadar betul, realitas keindonesiaan kita adalah kemajemukan atau pluralitas. Inilah yang menurut saya konteksnya dalam realitas kemanusiaan kita sangat penting, dan karenanya lalu kemudian, perlu kita lebih seriusi, karena tantangannya tentu tidak sederhana,” ujarnya.

Dikatakan Menag, kita jangan terjebak hal-hal yang seringkali tidak bisa kita elakkan di tengah-tengah globalisasi dan di tengah percepatan perubahan alat komunikasi yang luar biasa, dan di tengah derasnya arus informasi di sosial media kita, sehingga kemudian agama diperlakukan sedemikian rupa yang justru malah kehilangan esensi yang dikandung oleh agama itu sendiri.

Menurutnya, agama seringkali dijadikan argumentasi atau alat untuk saling menegasi antara kita yang memang berbeda atau majemuk.

“Sehingga dalam kesempatan ini, saya ingin menyegarkan ingatan kita bersama, agama semestinya kita sikapi dalam rangka untuk mengintegrasikan kita, bukan menegasikan antar kita yang memang tidak sama,” tutupnya. (T/ima/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)