Mendikbud Ajak “Pelajar Islam Indonesia” Rawat Kebhinekaan

Sorong, Papua Barat, MINA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan () Muhadjir Effendy mengajak para anggota organisasi “Pelajar Islam Indonesia” (PII) berperan aktif dalam merawat kebinekaan bangsa Indonesia.

Menurutnya, merawat kebinekaan, kerukunan, dan persatuan sebagai modal bangsa Indonesia menjadi negara besar dan maju.

“Pelajar Islam Indonesia itu mewakili tiga hal. keterpelajaran, keislaman, dan ke-Indonesiaan. Ketiganya harus berkeseimbangan,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy, dalam sambutannya pada peringatan Hari Bangkit PII ke-72, di Aula Mesjid Raya Al Akbar Kota Sorong, Papua Barat, Sabtu (4/5).

Mendikbud juga mengapresiasi peran PII dalam membangkitkan semangat para pelajar dalam berkemajuan.

Muhadjir memaparkan, ada banyak negara yang memiliki pendapatan domestik bruto yang besar, tetapi luas wilayah dan jumlah penduduknya tidak sebesar Indonesia. Kekayaan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar tercermin dari banyaknya suku bangsa dan ragam budaya dari tiap daerah.

Mendikbud mengimbau para kader PII juga belajar dengan bersungguh-sungguh agar mampu menghadirkan kreasi dan terobosan, serta bisa mempelopori penggunaan media sosial yang bijak.

“Kader PII harus bisa mempelopori penggunaan media sosial yang baik, yang bijak, dan santun,” kata Muhadjir.

Peringatan Hari Bangkit PII ke-72 mengambil tema Merawat Indonesia dengan Pendidikan Berkeadaban dan Ekonomi Berkeadilan.

Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), Nasrullah Narada, berharap agar PII sebagai organisasi dapat berperan lebih banyak untuk pelajar Indonesia.

Menurut Nasrullah, PII dapat berkontribusi memetakan persoalan-persoalan pelajar di tingkat daerah sampai tingkat nasional. Untuk kemudian memberikan rekomendasi solusi yang dapat dikerjakan bersama-sama oleh pemerintah maupun masyarakat.

“Kita berharap adik-adik pelajar yang masih usia SMP dan SMA ini dapat menjadi pemimpin, 10 atau 20 tahun ke depan,” tambahnya. (R/R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)