Mendikbud: Keikutsertaan Anak Indonesia di PAUD Melebihi Rerata Asia

Jakarta, 20 Syawal 1437/ 25 Juli 2016 (MINA) – Angka Partisipasi Kasar (APK)  anak-anak yang menikmati layanan Pendidikan Anak Usia Dini ()  meningkat di semua wilayah Asia-Pasifik.

“APK PAUD di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 70,1 persen. Keikutsertaan anak-anak PAUD Indonesia melebihi rerata Asia. Ini membahagiakan dan patut disyukuri,” tutur Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat membuka Seminar nasional Pendidikan Keluarga dan Seminar Internasional PAUD di Gedung Kemdikbud Senayan Jakarta, Senin (25/7).

Berdasarkan data UNESCO, keikutsertaan anak-anak pada program PAUD meningkat pesat di tingkat Asia dan Dunia. APK atau jumlah anak-anak yang menikmati layanan PAUD berbanding dengan jumlah anak usia PAUD, terus melesat hingga dua kali lipat. Demikan laporan dari laman resmi yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

APK pra-sekolah secara global telah meningkat dari 35 persen pada tahun 2000 menjadi 54 persen pada 2012. Di  Asia Selatan dan Barat  meningkat dua kali lipat dari 26 persen menjadi 55 persen. Sedangkan Asia Timur dan Pasifik telah meningkat dari 40 persen menjadi 68 persen. Rerata keikutsertaan PAUD terendah terjadi di Asia Tengah, yaitu sebesar 12 persen.

Anies mengatakan 92 persen anak-anak sedunia tinggal di negara berkembang, tetapi di negara-negara ini lebih kurang satu dari 20 anak kurang dapat bertahan di atas usia 5 tahun. Lebih kurang 200 juta anak di dunia belum mencapai potensi tumbuh kembangnya disebabkan kemiskinan, salah gizi dan kerentanan lainnya pada masa pertumbuhan di usia dini.

“Saatnya semua pihak, pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha, komunitas dan perseorangan bergandengan tangan untuk menjamin layanan anak usia dini memperoleh peningkatan kualitas dan kuantitas dalam hal anggaran, pendataan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian untuk memastikan bahwa anak-anak mencapai potensi tumbuh kembangnya secara optimal,” tutur Anies.

Seminar Internasional PAUD mengusung tema “Meningkatkan Kualitas PAUD Untuk Masa Depan yang Lebih Baik: Mengembangkan Kompetensi Orang Dewasa Dalam Menangani Anak-anak” tersebut diikuti 200 peserta dari 8 negara di Asia Pasifik, anatara lain Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Pakistan dan Vietnam.

Mendikbud menegaskan kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kualitas penduduknya, dan sebagian besar ditentukan oleh kualitas layanan pendidikan dan kesehatan terhadap anak-anak.

“Lebih dari 90 persen perkembangan otak anak terjadi pada lima tahun pertama usia dini, oleh sebab itu kita perlu berikhtiar bersama meningkatkan kualitas PAUD. pada masa ini orang tua berperan sangat penting di samping guru dan penyelenggara PAUD,” kata Anies.

Sementara itu Direktur Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Kemdikbud, Harris Iskandar mengajak publik terlibat dalam program PAUD. Perusahaan swasta, BUMN, BUMD dan masyarakat dapat berperan serta meningkatkan layanan PAUD.

“Pemerintah dapat terus meningkatkan mutu PAUD bila masyarakat ikut turun tangan,” tutur Harris.

Sementara itu, Direktur Pembinaan PAUD, Ella Yulaelawati mengatakan seminar Internasional PAUD ini bertujuan meningkatkan kompetensi orang dewasa dalam mendidik anak, berbagi pengalaman dan praktik baik mengenai kebijakan dan program PAUD, serta memperkuat komitmen antara negara-negara peserta dalam mewujudkan satu tahun pendidikan pra-dasar sejalan dengan agenda Deklarasi Putrajaya.

Seminar Internasional PAUD ini kata Ella diselenggarakan sebagai rangkaian dari peringatan Hari Anak nasional (HAN) yang jatuh tanggal 23 Juli sampai dengan Hari Anak Universal pada tanggal 20 November 2016.

“Untuk menggelorakan perhatian pada anak ini, di samping seminar Internasional akan diselenggarakan pula anugerah PAUD, serta lomba menulis cerita, lagu, permainnan elektronik yang mendidik, dan buku anak dalam format multimedia,” tutur Ella.

Direktur Pembinaan Keluarga Sukiman, mengatakan pendidikan keluarga harus menjadi tanggung jawab bersama. Seluruh masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam program pendidikan tersebut.

“Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama. Keteladanan orang tua merupakan investasi yang tidak ternilai bagi putra-putri kita,” tuturnya.

Oleh sebab itu Sukiman berharap para peserta seminar mendapat praktik baik tentang pendidikan keluarga dari berbagai nara sumber Internasional yang hadir, sehingga kemudian dapat mengembangkan pada berbagai daerah di Indonesia.

Seminar Internasional PAUD ini akan menghadirkan pembicara Internasional dari The University of Queensland, UNESCO, UNICEF, PLAN Internasional, Sookmyung Women’s University serta pakar PAUD dari sejumlah negara di ASia Pasifik. Mereka menyajikan beragam materi, anatara lain tentang perkembangan anak, gizi, keterlibatan orang tua dan pendidikan keluarga. (T/P007/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)