Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato Kyai Hasyim Muzadi Yang Menggetarkan

Rendi Setiawan - Jumat, 17 Maret 2017 - 00:41 WIB

Jumat, 17 Maret 2017 - 00:41 WIB

412 Views

KH Hasjim Muzadi wafat pada Kamis 16/3 pagi. Berikut ini adalah salah satu tulisan tentang beliau beberapa waktu yang lalu :

Lama tidak terdengar kabar berita KH Hasyim Muzadi, tiba-tiba tokoh Islam dari NU (Nahdhatul Ulama) ini menyeruak dengan pidatonya yang cukup menggetarkan.

Pidato Hasyim Muzadi yang tersebar di sosial media BBM ini diyakini sebagai statement dari seorang tokoh besar NU yang telah ditunggu-tunggu umat Islam Indonesia selama ini.

Dalam pidatonya itu, KH Hasyim Muzadi yang juga menjabat sebagai Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) sekaligus Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) secara cerdas menjawab sejumlah tuduhan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) baru-baru ini bahwa umat Islam Indonesia anti toleransi beragama. Dan inilah pidato ‘menggetarkan’ tersebut :

Baca Juga: Nelson Mandela, Pejuang Kemanusiaan dan Pembela Palestina

“Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.

Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam.

Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai.

Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi.

Baca Juga: Kisah Muchdir, Rela tak Kuliah Demi Merintis Kampung Muhajirun

Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?

Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM?

Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama, karena di sana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis ?!

Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekedar “Westernisme”. Demikian Pidato KH Hasyim Muzadi.

Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad

Pidato Kiyai  yang berasal dari NU sebagai ormas terbesar di Indonesia ini juga dinilai sebagai penawar rasa haus umat setelah selama belasan tahun umat tidak melihat ketegasan seorang tokoh besar Ulama dari kalangan NU yang berani tampil cerdas dan berani dalam bersikap. (R06/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Nama-nama Perempuan Pejuang Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Indonesia
MINA Preneur
Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Kolom