Mengoptimalkan Puasa untuk Mencapai Tubuh yang Sehat (Oleh: dr. Suwardi Sukri)

Oleh: dr. Suwardi Sukri, Dokter Integratif Medicine

“Saya , maag saya malah kambuh, dok, “ celetuk seorang pasien.

Sebaiknya tidak tidur usai makan sahur.

Saat puasa terjadi perubahan jam biologis tubuh, utamanya pada pola makan. Biasanya, makan tiga kali sehari. Kini hanya makan dua kali sehari. Dan jam makan pun berubah, sehari-hari sarapan jam tujuh pagi ,kini makan atau sahur jam 4 subuh.

Perubahan jam biologik ini akan terasa diawal puasa, paling lama 7 hari. Tubuh perlu adaptasi dengan perubahan ini. Akan terasa gejala yang tidak enak seperti lemas, pusing dan berbagai ketidaknyaman lainnya.

Namun anda tidak perlu risau karena gejala tidak nyaman ini akan berangsur-angsur normal. Karena tubuh telah melewati masa adaptif. Tubuh sangat luar biasa mengatur dirinya dan berusaha menjaga sistem homeostatis lingkungan tubuh.

Bila masa detoksifiksi ini terlewati maka tubuh akan segar dan energik dalam menunaikan ibadah puasa sampai sebulan penuh. Tapi bagaimana dengan seseorang yang justru merasakan sakit saat puasa?

Ada satu momen penting yang kerap diabaikan oleh kebanyakan orang akibat ketidaktahuan tentang hal ini. Apa itu ? Yakni tidur setelah sahur atau usai salat subuh. Kebiasaan tidur di waktu penting ini. Akan membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Secara alami, dikenal istilah tiga fase di dalam pencernaaan saat puasa, yaitu fase pencernaan berlangsung 3-5 jam setelah makan sahur, fase penyerapan 8-12 jam setelah makan sahur dan setelah 12 jam merupakan fase perombakan dan pembakaran lemak tubuh.

Fase pencernaan ini perlu dimengerti agar kita mendapat manfaat puasa yang optimal secara kesehatan. Rasulullah Shalllahu Alaihi Wasallam menyunnahkan saat puasa agar ummatnya memperlambat sahur dan menyegerakan berbuka puasa. Tentu ada hikmah di balik anjuran ini.

Berpatokan pada fase cerna tersebut. Saat makan sahur, paling baik di jam 4 subuh. Karena masih ada waktu kira-kira 35 menit sebelu masuk waktu shalat subuh. Dengan waktu 35 menit saya rasa cukup untuk makan sahur.

Jika jam 4 anda makan sahur, maka sampai jam 9 pagi lambung dan usus anda sedang bekerja mencerna makanan. Ya, paling cepat sampai jam 7 pagi. Tergantung pada menu apa yang anda makan. Nah, disaat fase ini sebaiknya anda tidak tidur usai makan sahur atau usai shalat subuh. Mengapa? Tubuh sedang bekerja berat dan butuh banyak energi dan oksigen. Di mana sekitar 70% energi dan oksigen dialokasikan ke lambung dan saluran cerna disaat mereka bekerja keras.

Fase mencerna makananan identik dengan kerja metabolisme makanan. Dan hasil metabolisme yang paling baik adalah metabolisme secara aerob . Artinya metabolisme makanan dengan menggunakan oksigen. Di mana energi yang dihasilkan sampai 18 kali dibanding dengan metabolsime makan yang berlangsung anaerob. Metabolisme tanpa oksigen atau sedikit oksigen.

Contoh metabolisme anaerob terjadi pada serangan jantung akibat tersumbatnya pembuluh darah. Sehingga jantung tidak mendapat pasokan oksigen. Sementara jantung butuh energi, maka terpaksa sel jantung melakukan metabolisme anaerob. Dan energi yang dihasilkan dengan cara ini sangat minim, malah menghasilkan asam laktat yang membuat dada terasa nyeri.

Begitu juga saat anda olah raga, saat anda merasa capek dan letih, itu sinyal dari metabolisme anaerob di mana asam laktat diproduksi. Lantas apa korelasi uraian ini dengan sebaiknya tidak tidur usai shalat subuh? Beda asupan oksgen saat orang tidur dengan orang yang beraktivitas.

Saat tidur aktivitas minim, jantung berkerja lambat, aliran darah pun ikut melambat. Tentu saja suplai oksigen pun berkurang. Bila asupan oksigen berkurang, maka cenderung terjadi metabolisme anaerob dan terjadi pula proses fermentasi makanan oleh bakteri anaerob yang jahat. Hal ini akan menghasilkan energi minim disertai hasil fermentasi bakteri berupa sampah metabolik atau toksin . Di lain pihak tubuh butuh energi besar untuk mencerna. Akibatnya , tubuh akan kekurangan energi tetapi toksin menumpuk.

Situasi yang kacau ini akan membuat pH tubuh menjadi asam. Bila pH terlampau asam maka kadar oksigen kian menurun dan metabolisme sel terhenti dan tidak ada energi yang dihasilkan maka sel akan mati. Jika kebiasan ini terus berlanjut dan telah menjadi habit: tidur dalam kondisi perut kenyang atau setelah makan kenyang, tidur atau bobo, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Akan terjadi akumulasi sel-sel mati dan toksin . Ini merupakan kondisi terburuk bagi tubuh.

Masih ingatkan Reparasi vs Sel mati? Dan pH asam melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengacaukan sistem endokrin dan sistem saraf otak? Dan pH asam akan menarik mineral penetral asam yakni Natrium, Kalium, Magnesium dan Kalsium. Sehingga akan mengganggu fungsi organ yang butuh mineral,seperti tulang butuh Kalsium, otot butuh Magnesium, dan pembuluh darah butuh Kalium. Yang tentu saja mengganggu fungsi-fungsi organ ini, bila kurang mendapat asupan mineral yang mereka butuhkan.

Demikian sekilas dampak tidur saat proses pencernaan bekerja berat. Mungkin frasa ini agak berlebihan. Tetapi coba anda amati orang-orang yang kerap tidur saat jam cerna. Dapat dipastikan orang itu mudah sakit.

Memang saat puasa, anda mungkin butuh sesekali tidur di fase pencernaan ini. Itu tidakah mengapa. Asalkan tidak menjadi suatu habit bagi anda. Dan agar tidak menjadi petaka bagi kesehatan, sepantasnya makan saat sahur jangan berlebih. Hendaknya, tidak seperti memindahkan jam makan. Dari sarapan pagi ke makan sahur .

Selain itu, makan sahur hendaknya selektif pilihlah bahan makan yang mudah dicerna dan memiliki nutrisi yang penting bagi kesehatan.

Ada satu cara simpel untuk dijadikan patokan untuk mencapai target ini yaitu komsumsilah makanan senatural mungkin dan bahan makanan yang kaya vitamin, mineral ,enzim, serat dan zat bioaktif.

Untuk hal ini silakan anda konsultasi atau cari di web kesehatan profesional. Di fase pencernaan ini sebaiknya anda melakukan aktivitas tetapi tidak terlampau berat. Seperti olah raga jalan ringan atau melakukan aktivitas rumah yang enteng. Dan lebih bagus jika anda isi waktu kosong ini dengan ibadah berupa tadarrus Al-Qur`an, dzikir atau kegiatan agama lainnya.

Fase penyerapan, maksimal 12 jam setelah anda makan sahur. Jika anda makan sahur jam 4 subuh. Maka sampai jam 4 sore proses penyerapan makanan telah berakhir. Dari jam 9 pagi sampai dengan jam 4 sore, tubuh menyerap nutrisi dan menyebarkan ke seluruh tubuh. Di sini waktu kerja yang baik, karena pasokan nutrisi tersedia.

Namun jika anda lelah bekerja, cobalah anda, melakukan kailullah. Sesuai anjuran Rasul, yakni istirahat sejenak sekitar 30 menit. Dengan tidur rileks, atau duduk rileks. Hal ini bermanfaat untuk mencharger energi tubuh, khususnya energi untuk sel otak. Dengan ketersediaan energi sepanjang fase penyerapan ini, anda merasa enjoy aja, tidak merasa lapar atau lemas.

Namun selepas fase ini, ketika jam menunjukkan jam 4 sore. Tubuh anda masuk ke fase Perombakan lemak. Dengan ciri anda merasa lapar dan lemas karena energi telah diedarkan keseluruh tubuh dan dipakai untuk sel.

Tubuh mulai menagih makan,untuk memenuhi kebutuhnnya. Rasa lapar pun mulai menggelayut. Emosi mudah tersulut. Sebetulnya, anda tidak perlu panik. Sebab tubuh itu cerdas. Untuk memenuhi kebutuhannya, maka tubuh membakar lemak. Mendetoksifikasi toksin. Menyingkirkan toksin dan meregenerasi sel yang sakit. Saat inilah proses healing terjadi.

Oleh sebab itu, di momen emas ini. Anda sebaiknya menahan diri dari luapam emosi yang meledak-ledak karena rasa lapar yang menggigit. Biasanya lapar memicu hormon adreanlin. Karena adrenalin merombak lemak. Namun efek sampingnya jika tidak terkendali, anda mudah tersulut emosi.

Dengan puasa anda dilatih mengendalikan nafsu amarah, nafsu makan dan nafsu birahi. Anehnya, kian dekat atau detik-detik jelang buka puasa, rasa lapar kian berkecamuk sebagai suatu godaan yang harus ditaklukkan.

Oleh sebab itu, perbanyak dzikir dan doa saat mendekati buka puasa. Karena di waktu inilah, doa sangat mustajab. Ini bagus menenangkan jiwa, melapang hati dan mencerdaskan pikiran. Hasilnya, rohani dan raga menjadi sehat. Pada fase ini tubuh tidak terlampau banyak menggunakan energi.

Oleh karena itu, manfaatkanlah energi seefisien mungkin untuk mencapai manfaat puasa seoptimal mungkin. Agar tubuh sehat. Tidak sebaliknya, puasa malah maagnya kambuh. Jika toh, maag kambuh saat puasa maka cara puasanya dikoreksi, boleh jadi anda tidak sedang berpuasa, melainkan hanya memindahkan jam makan saja. Demikian, semoga bermanfaat. (AK/R01/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0