Menjadi Pribadi yang Takut Kepada Allah

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Jika seseorang takut kepada binatang buas, maka dia pasti akan menjauhinya. Namun, jika seorang hamba takut Ta’ala, maka sejatinya dia akan selalu mendekat kepada Allah. Orang yang takut kepada Allah, adalah takut kepada murka, siksa, dan azab-Nya. Apapun yang bisa membuat Allah murka, maka wajib bagi orang yang mengaku takut kepada Allah menjauhinya.

Takut kepada Allah berarti serang muslim harus taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Allah Ta’ala telah menyatakan dalam banyak ayat agar seorang mukmin memiliki sifat takut kepada-Nya. Satu di antara ayat itu adalah firman Allah Ta’ala yang ini,

ۨالَّذِيْنَ يُبَلِّغُوْنَ رِسٰلٰتِ اللّٰهِ وَيَخْشَوْنَهٗ وَلَا يَخْشَوْنَ اَحَدًا اِلَّا اللّٰهَ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيْبًا

“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Qs. al Ahzab: 39)

Keutamaan takut kepada Allah

Beruntunglah seorang hamba yang takut kepada Allah, sebab dia akan mendapatkan banyak keutamaan. Keutamaan takut kepada Allah itu antara lain sebagai berikut.

Pertama, ditakuti segala sesuatu. Orang yang takut kepada Allah akan membuat manusia lain takut kepadanya meski orang itu lebih kuat fisik atau kekuasaannya. Bahkan dia akan ditakuti oleh setan yang selalu gagal dalam menggoda dan menyesatkannya.

Sementara orang yang tidak takut kepada Allah, justru dia akan takut kepada segala sesuatu, bahkan bisa jadi dia selalu dibayang-bayangi oleh rasa takut itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang takut kepada Allah, Allah akan menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Siapa yang tidak takut kepada Allah, Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu.” (HR. Baihaqi).

Kedua, diharamkan baginya neraka. Dalam Syaraful Ummah Al Muhammadiyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عينان لا تمسهما النار عين بكت من خشية الله وعين باتت تحرس في سبيل الله

“Dua Mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka adalah mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga dalam perang sabilillah.” (HR. At Tirmidzi)

Dua mata yang manangis karena takut kepada Allah itu merupakan bukti iman yang tidak bisa direkayasa. Dua mata itu tak bisa menahan bendungan air matanya disaat ia mengingat berbagai dosa dan maksiat yang telah lalu. Tangisan seperi inilah yang sering dikenal dengan tangisan keimanan. Tetesan air mata tersebut berada dalam naungan kecintaan Allah, yang membuat Allah ridha kepadanya dan neraka tak sudi menyentuhnya.

Ketiga, memperoleh kemenangan. Dalam hidup seorang muslim pertarungan antara haq dan batil selalu ada. Orang yang takut kepada Allah pasti akan memperoleh kemenangan, karena dia akan selalu berpihak kepada yang benar. Hidupnya penuh manfaat, jauh dari maksiat dan kesia-siaan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّقْهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ

“Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (Qs. An Nur: 52).

Keempat, tidak akan melanggar ketentuan yang telah ditetapkan Allah Ta’ala. Adanya sifat takut kepada Allah Ta’ala membuat seorang muslim tidak berani melanggar segala ketentuan-Nya. Setiap yang diperintahkan akan dikerjakan dan setiap yang dilarang-Nya akan ditinggalkan.

Orang yang takut hanya kepada Allah Ta’ala tidak akan merasa takut kepada selain Allah, sebab tauhidnya begitu lurus. Dia sangat yakin setiap dia menegakkan kebenaran, maka Allah akan selalu bersamanya. Jadi, dia benar-benar berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini. Pada akhirnya, orang yang takut kepada Allah akan membuat dirinya banyak melakukan amal shaleh dalam hidup ini.

Di antara amal shaleh yang mereka kerjakan itu adalah seperti firman Allah Ta’ala dalam Qur’an surat Al Insan ayat 8-10,

وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (8)

اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا

“(sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.” (9)

اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا

“Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan.” (10).

Kiat menumbuhkan rasa takut kepada Allah

Agar mudah menumbuhkan rasa takut kepada Allah Ta’ala dalam diri seorang muslim, maka setidaknya ada beberapa kiat berikut yang bisa dilakukan.

Pertama, merutinkan mengkaji ayat dan hadits tentang murka Allah. Dalam al Qur’an dan al Hadits, ada banyak sekali ayat dan hadits yang menggambarkan betapa mengerikannya jika Allah sudah murka pada suatu kaum. Murka Allah itu bisa ditimpakan kepada orang yang tidak taat kepada-Nya atau juga ditimpakan kepada orang kafir.

Dalam surat az Zukhruf ayat 54-55, Allah Ta’ala berfirman terkait kemurkaan-Nya di dunia,

فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهٗ فَاَطَاعُوْهُ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ

“Maka (Fir‘aun) dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.” (54)

فَلَمَّآ اٰسَفُوْنَا انْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ

“Maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut).” (55)

Tentang murka Allah ini, silahkan bisa lanjut dibaca dan difahami dalam Qur’an surat asy Syura ayat 16.

Kedua, mengetahui akibat orang yang tidak takut kepada Allah. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa takut kepada Allah Ta’ala. Di antara contoh umat yang tidak takut kepada Allah dan mendapatkan azab-Nya adalah umat Nabi Nuh a.s. Allah Ta’ala berfirman,

مِمَّا خَطِيْۤـٰٔتِهِمْ اُغْرِقُوْا فَاُدْخِلُوْا نَارًا ەۙ فَلَمْ يَجِدُوْا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْصَارًا

“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah.”

 Ketiga, memahami siksa akhirat yang tidak terbayangkan. Rasa takut bisa tumbuh dalam jiwa seorang muslim manakala dia bisa memahami betapa berat siksa akhirat yang akan diterima oleh mereka yang tidak taat kepada Allah Ta’ala.

Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. (HR. Bukhari Muslim).

Ini berarti, azab dan siksa Allah dalam kehidupan akhirat merupakan sesuatu yang sangat dahsyat dan tidak bisa dibayangkan sedikitpun. Begitu juga sebaliknya kenikmatan yang akan diperoleh oleh penghuni surga.

Betapa dahsyatnya siksa neraka, sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits tentang perbandingan panasnya api dunia dengan api di akhirat (neraka). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apimu (yang kamu semua nyalakan di dunia) ini adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya neraka Jahannam yang setiap bagian sama suhu panasnya dengan api di dunia ini.” (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).

Di bulan Ramadhan yang mulia ini, mari perbanyak berdoa dan memohon ampunan kepada Allah Ta’ala dari semua salah dan khilaf juga dosa yang pernah kita lakukan. Berdoalah selalu kepada Allah Ta’ala agar kita dijadikan-Nya seorang hamba yang mempunyai rasa takut kepada Allah bukan kepada selain Allah, wallahua’lam.(A/RS3/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)