MENJADI RELAWAN MEDIS DI DAERAH ADALAH AMANAH BESAR

dr. AD Ira Ramdhani ketua MER-C cabang Mataram
dr. AD Ira Ramdhani ketua cabang Mataram

Oleh : Shobariyah Jamilah, Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Genap 16 tahun sudah usia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sebagai organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan kesehatan untuk masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Banyak pengorbanan, perjuangan dan aral rintangan yang telah dilalui organisasi muda ini sampai ulang tahunnya yang diperingati setiap 14 Agustus.

Di usianya yang beranjak remaja, bagi lembaga kemanusiaan MER-C lebih dekat dengan masyarakat dengan memberikan berbagai jenis pertolongan medis merupakan sebuah amanat besar, pun menjadi seorang  relawannya di tengah bencana dan konflik bukanlah suatu hal yang mudah, karena penuh tantangan dan cobaan demi membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan pertolongan medis dengan tanpa membedakan agama, mazhab, harakah, kebangsaan, etnis, dan sebagainya.

Lembaga ini dibentuk oleh semangat juang para pemuda dari berbagai universitas kejurusan kedokteran yang ada di Indonesia, mereka berrsama-sama membantu dan memberikan pertolongan tanpa pamrih sehingga mereka mengerti kebutuhan masyarakat.

Bersyukur hidup dalam jalan ini juga dirasakan salah satunya oleh ketua cabang MER-C di Mataram dr. AD Irma Ramdhani beserta seluruh stafnya dari jajaran mahasiswa FK UNRAM (Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dan UNIZAR (Universitas Al Azhar Mataram), di mana mereka merasakan perjuangan bersama-sama membangun dan membantu masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial medis hingga ke daerah – daerah terpencil dan pelosok.

“Sewaktu ada bencana yang membutuhkan tenaga medis teman-teman langsung tanggap dan peduli untuk membantu, justru kita yang kewalahan untuk mengakomodir mereka yang ingin ikut karena sangking antusiasnya mahasiswa di sana untuk saling membantu dalam kegiatan  sosial,” kata AD Irma.

Menapaki perjalananan hingga menyusuri desa-desa hingga ke daerah pelosok, akan mereka datangi demi tersampainya amanah untuk membantu saudara-saudara mereka yang membutuhkan pertolongan medis dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.

“Kami mengajak teman-teman mahasiswa  agar  terbangunnya jiwa sosial yang mereka miliki untuk membantu orang lain dengan ikhlas dan sabar sehingga mereka tidak mengutamakan hanya mencari materi saja, selain itu juga mereka lebih dekat dan mengetahui keadaan masyarakat yang menghadapi kesulitan,” kata dokter umum yang juga bekerja di puskesmas Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah itu.

Profesi menjadi seorang dokter adalah sebuah amanah jihad yang harus dijalankan demi menyampaikan misi kemanusiaan dalam bidang medis untuk membantu menyelamatkan orang lain yang terkena musibah  dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, tegasnya.

“Ketika teman-teman mahasiswa lulus jadi dokter yang lebih kita tekankan kepada mereka bukan hanya untuk mendapatkan uang saja tapi dengan menanamkan kepada mereka dokter yang mau berjuang dan dekat dengan masyarakat,”kata pria yang berusia 30 tahun itu.

Posko Bencana Mer-C di Mataram saat Banjir Bandang
Posko Bencana Mer-C di Mataram saat Banjir Bandang

Kiprah MER-C di pelosok Mataram

Banjir bandang menerjang kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Sejak selasa malam pada 13 Maret 2012, MER-C Cabang Mataram segera menyiapkan Tim Medisnya pada 15 Maret 2012, tim medis pertama diturunkan bekerjasama dengan Tim TBM FK Universitas Mataram (Unram).

Untuk membantu korban bencana banjir bandang tidak semudah yang dibayangkan karena harus melawati berbagai macam tantangan dan rintangan demi menolong ratusan orang yang membutuhkan pertolongan medis, makanan dan keperluan lainnya.

“Ketika ada banjir bandang di Lombok timur uang kas tidak ada tapi  harus berangkat dan kita harus membantu mereka dan kejadiannya sudah memprihatinkan dan kita pinjam dulu uang relawan dan langsung belanja apa yang dibutuhkan untuk korban bencana ketika informasi itu tersebar,  Alhamdulillah banyak donatur yang menyumbang dan mempercayai kami untuk membantu dan kami juga bisa mengganti pinjaman uang teman-teman, ”ucapnya syukur.

Ketrika tim relawan telah mendapatkan dana maka pada hari yang sama diberangkatkan Tim medis kedua  kedua pada pukul 22.30 WITA terdiri dari satu orang dokter umum, dua orang dokter muda dan dua orang petugas non-medis dengan membawa bantuan berupa obat-obatan, selimut, jilbab dewasa dan anak-anak, susu bayi, bubur bayi, pembalut, minyak telon, minyak kayu putih, makanan siap saji, air mineral, sikat gigi, pasta gigi, dan lotion anti nyamuk.

Tim kedua tiba di Sambelia sekitar pukul 00.30 dan segera bergabung dengan Tim awal. Setibanya di lokasi, tim langsung berkoordinasi dengan pejabat setempat untuk menginformasikan kedatangan Tim serta mendapatkan informasi titik-titik pengungsian korban banjir.

Setelah mendapat informasi lokasi pengungsian, Tim pun memutuskan untuk menuju ke desa Dara Kunci. Namun, medan menuju posko pengungsian ini ternyata cukup berat, banjir masih menggenangi jalan. Di samping itu hujan juga masih turun dengan lebat dan disertai angin kencang. Jembatan yang menghubungkan dusun Sambelia dan dusun Belanting pun mengalami kerusakan parah. Belum lagi jalanan antar desa tertutup oleh pepohonan yang tumbang dan batu-batu yang berserakan terbawa banjir. Hal ini membuat Tim memutuskan untuk berangkat ke lokasi pengungsian esok paginya setelah pohon-pohon tumbang disingkirkan dari jalan.

“Kami di sini berorganisasi dengan uang pribadi uang sebab lembaga di mataram belum banyak donatur yang menyumbang, jadi perjuangan teman-teman untuk menuju ke daerah masyarakat pedalaman, modal kita di sana adalah jika kita ada niat yang baik maka insya Allah kita akan diberikan kemudahan,” jelasnya.

Program yang selama ini mereka laksanakan yaitu klinik MER-C, bekerjasama dengan BNI, dan sudah rutin beroperasi. Selain itu pelatihan kaderisasi dasar, pengenalan MER-C untuk masyarakat, bakti sosial, dan sebagainya.

Sejarah Cabang MER-C  di Mataram

MER-C cabang Mataram berdiri sejak 16  November 2007, diresmikan oleh dr. Ben Sarbini dan dr Jose Rizal Jurnalis yang kini menjabat anggota Presidum MER-C. Sampai saat ini, pengurus cabang MER-C  yang terdaftar di Mataram berjumlah 37 orang, sementara ratusan relawan lainnya yang tidak terikat secara langsung dengan MER-C cabang Mataram sebagian besar datang  dari mahasiswa FK Unram dan Univ Al Azhar Mataram.

Bukan suatu hal yang mudah untuk mendirikan cabang MER-C di Mataram perlunya ada perizinan selama  hampir tiga bulan pada tahap proses pengajuan dan ACC, tuturnya.

“Awalnya kami mengalami sedikit kendala dalam soal perizinan ke pihak dekat untuk melakukan aktivitas sosial dan ekstrakulikuler walaupun dikasih izin juga harus ada pebimbing yang mengikuti kegiatan kita, jika kita pergi keluar ada dokter spesialis yang mendampingi untuk membawa nama FK Unram,” tambahnya.

Ketua Cabang MER-C Mataram itu mengemukakan alasannya bergabung dengan MER-C, di mana impiannya untuk menjadi  orang yang bermanfaat secara sosial dan menambah pengalaman dengan  lebih dekat bersama masyarakat.

Ia menekankan sejauh ini MER-C merupakan organisasi yang netral, dan terbuka serta tidak memihak pada  kepentingan pihak-pihak tertentu.

“Walaupun ada rekan kami yang beragama non Muslim tapi kami tidak membedakan dan kami saling menghormati, bekerjasama dengan siapapun yang membutuhkan tenaga kami,” tutupnya. (L/P005/R04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0