Menlu Retno Ajak Dunia Bersatu Pulihkan Rantai Pasok Pangan Global

Berlin, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengajak dunia bersatu untuk memulihkan rantai global yang hancur akibat pandemi, perubahan iklim dan perang.

“Di waktu yang sulit ini, dunia tidak punya pilihan lain selain bersatu untuk memulihkan ketahanan pangan global” kata Retno saat menghadiri Ministerial Conference on Uniting for Global Food Security yang diselenggarakan oleh Jerman selaku Presiden di Berlin secara hybrid, Sabtu (25/6).

Dalam kesempatan tersebut, menyampaikan dua hal yang penting dilakukan dalam jangka pendek. Pertama, seraya tetap menegakkan hukum internasional, tidak boleh menyerah untuk menemukan solusi damai di Ukraina.

“Perang ini harus segera dihentikan, dan seluruh pihak harus berkontribusi pada tujuan ini”, ujarnya.

Kedua, lanjut Retno, pulihkan rantai pasok pangan global. Dampak perang terhadap pangan dan pupuk sangat jelas. Bila gagal mengatasi krisis pupuk, maka akan terjadi krisis beras yang menyangkut nasib lebih dari 2 miliar penduduk dunia.

Solusi efektif terhadap krisis pangan ini menuntut dilakukannya reintegrasi produksi pangan Ukraina dan produksi pangan dan pupuk Rusia pada pasar dunia, terlepas dari perang.

“Perlu diamankan sebuah grain corridor dari Ukraina, dan dibukanya ekspor pangan dan pupuk dari Rusia. Seluruh negara harus menahan diri dari tindakan yang semakin memperburuk krisis pangan ini” jelas Menlu.

Lebih lanjut Menlu Retno menjelaskan, dunia perlu berkolaborasi melakukan 3 hal, yaitu: mendorong investasi yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mendiversifikasi produksi dan impor pangan dan mendorong perdagangan produk pertanian yang non-diskriminatif.

Di akhir pernyataannya, Menlu Retno menyatakan pentingnya berpacu dengan waktu dan dunia harus bertindak sekarang juga.

Ministerial Conference on Uniting for Global Food Security dihadiri oleh Menteri Luar Negeri, Menteri Pertanian, dan Menteri Pembangunan dari berbagai negara G7, negara anggota Champions of Global Crisis and Response Group dan sejumlah negara donor, serta perwakilan Organisasi Internasional.  (R/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)