Yogyakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, Senin (3/6) menyampaikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta tentang Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah”.
Menlu Retno menyampaikan kuliahnya dalam dua bagian, yakni perkembangan situasi Gaza saat ini dan sepak terjang politik luar negeri Indonesia dalam isu tersebut. Ia menggambarkan, situasi Palestina saat ini semakin memburuk.
“Tidak ada satu pun kalimat yang dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali,” ujar Retno di hadapan lebih dari 250 orang mahasiswa dan akademisi lintas keilmuan UGM.
Menlu wanita pertama Indonesia itu mengatakan, sejak 7 Oktober tahun lalu, lebih 2 juta orang terusir. Lebih dari 36.284 orang terbunuh, 15.239 di antaranya adalah anak-anak. 196 personel PBB terbunuh, 82.057 luka-luka, 10 kuburan massal ditemukan di Gaza. Kondisi ini juga diperparah dengan upaya-upaya pelemahan terhadap UNRWA antara lain dengan dihentikannya bantuan donor kepada UNRWA.
Baca Juga: Jelang Nataru, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman
“Pelemahan secara sistematis UNRWA, bukan saja memperburuk pelayanan kepada para pengungsi, namun secara strategis untuk meniadakan isu pengungsi. Ini adalah tujuan strategis Israel,” imbuh alumni UGM itu.
Selain itu, Retno juga menyampaikan ada upaya-upaya pelemahan solusi dua negara serta keanggotaan Palestina di PBB masih terus diveto. Namun, diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti.
“Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal, dan terus mendukung perjuangan Palestina, meski banyak sekali tekanan terhadap Indonesia, termasuk agar Indonesia segera menormalisasi hubungan dengan Israel,” ucap Retno. “Karena kekokohan dalam berprinsip inilah maka Indonesia dihormati oleh dunia internasional,” tambahnya.
Menlu Retno menyampaikan prioritas-prioritas Indonesia dalam mendukung Palestina, antara lain:
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Pertama, mendorong segera terciptanya gencatan senjata segera dan berkelanjutan (immediate and sustainable ceasefire). Tanpa ceasefire, upaya perbaikan situasi tidak akan terwujud.
Kedua, Indonesia akan terus mendukung kerja UNRWA dan mendorong negara lain untuk terus memberikan dukungannya. Indonesia telah memberi contoh dengan menaikkan kontribusinya kepada UNRWA.
Ketiga, Indonesia juga terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan lebih dari 4500 ton bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Keempat, mendorong agar semua Keputusan ICJ (The orders of the ICJ) dapat dipatuhi oleh Israel. Indonesia berharap DK PBB dapat membuat sebuah keputusan yang dapat memaksa Israel untuk patuh dan menjalankan keputusan ICJ.
Baca Juga: Jusuf Kalla Kembali Terpilih Jadi Ketum PMI
Kelima, mendorong lebih banyak negara mengakui Negara Palestina. Ini antara lain yang dilakukan Menlu dalam kunjungan ke Eropa minggu lalu.
Keenam, terus berupaya agar proses keanggotaan Palestina di PBB dapat dirampungkan.
“Perjuangan Palestina masih panjang. Perjuangan Indonesia dan dunia internasional untuk membantu Palestina juga masih panjang. Diperlukan konsistensi, diperlukan keberpihakan terhadap keadilan, perdamaian dan kemanusiaan,” ujar Menlu Retno saat menutup kuliah. “To defend justice and humanity. Itulah yang terus diupayakan politik luar negeri Indonesia,” pungkasnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Senin Ini, Sebagian Berpotensi Hujan Ringan