Menlu Retno: Persatuan Masyarakat Internasional Harus Diperkuat untuk Mendukung Palestina

Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, persatuan masyarakat internasional harus diperkuat untuk mendukung menghadapi rencana aneksasi Israel atas wilayah Tepi Barat.

Rencana Israel itu, kata Retno, telah mengancam eksistensi Palestina sebagai bangsa.

“Walau pun aneksasi formal tidak jadi dilakukan Israel, namun belum berarti agenda ini hilang dari Israel. Saya yakin penundaan ini terjadi karena adanya pressure internasioanal terhadap Israel. Oleh karena itu, persatuan di antara kita harus diperkuat untuk mendukung Palestina. Dunia harus bersatu untuk mewujdkan konsep two states solution,” kata Retno dalam dalam Webinar Internasional dengan tema ‘Stop Israel’s Imperialism’ yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kamis (16/7).

Menurutnya, tanpa aneksasi formal pun, Palestina sudah mengalami de facto aneksasi selama ini, dan jika rencana itu akan diteruskan Israel maka akan menciptakan preseden buruk bagi tatanan internasional.

“Jika kita diam saja, maka aneksasi menjadi seolah-olah sah di mata hukum internasional, aneksasi akan menjadi contoh dan legitimasi bagi negara negara kuat yang ingin mencaplok wilayah-wilayah lain di masa depan,” katanya.

“Aneksasi akan membawa kita mundur dari penyelesaian isu palestina, karena tindakan unilateral tersebut akan merusak berbagai parameter dan kesepakatan internasional yang telah disepakati dalam resolusi PBB,” imbuhnya.

Retno mengatakan, dirinya masih ingat saat diumumkan rencana aneksasi itu, Indonesia merupakan negara pertama yang secara tegas menyampaikan penolakan terhadap rencana tersebut. Ia menuliskan pesan untuk mengajak masyarakat internsional menolak rencana aneksasi yang illegal dan bertentangan dengan hukum internasional.

“Saya sendiri langsung menulis surat kepada lebih dari 40 Menlu negara kunci, yaitu negara anggota DK PBB, OKI, Sekjen PBB, Presiden Sidang Umm PBB, Ketua kelompok G7, Presiden Gerakan Non Blok, dan Sekjen Liga Arab,” jelasnya.

Langkah yang harus diambil, menurut Retno yaitu dengan terus menunjukkan kesatuan untuk melakukan penolakan secara kolektif atas rencana Israel tersebut. Peran masyarakat internasional untuk menjalankan resolusi PBB dan parameter internasional secara konsisten. Ini yang akan Indonesia lakukan bersama masyarakat internsional.

“Opsinya hanya satu, yaitu terus menunjukan kesatuan untuk melakukan penolakan secara kolektif, ini harus terus kita lanjutkan,” ujarnya.

Retno menambahkan, sudah merupakan komitmen politik luar negeri Indonesia dan diplomasi Indonesia untuk memberikan prioritas terhadap palestina.

“Tentu peran tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, masyarakat madani bahkan individu. Semuanya memainkan perananan dalam mendukung bangsa Palestina dan saya sangat senang sekali adanya sinergi upaya seluruh pemangku kepentinagn dalam mendukung perjuangan palestina agar dampaknya dapat lebih dirasakan,” kata Retno. (L/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.