Jakarta, MINA – Mentri Luar Negri ( Menlu) Retno Marsudi menyerukan pentingnya kepemimpinan global untuk mencapai perdamaian, terutama dalam konflik yang berkepanjangan seperti di Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Debat Terbuka Tingkat Tinggi Dewan Keamanan PBB bertema “Leadership for Peace: United in Respect of the UN Charter, In Search of a Secure Future’’ di New York, Amerika Serikat, Rabu (25/9).
Retno menyampaikan keprihatinannya bahwa perdamaian masih belum ditemukan bagi rakyat Palestina.
Ia menyoroti penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina, dengan 41.000 orang terbunuh, jutaan orang terpaksa mengungsi, dan akses untuk bantuan kemanusiaan yang tertutup sepenuhnya.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
‘’Ketika kemanusiaan kita yang paling mendasar dipertanyakan, ini adalah gejala dari kegagalan kepemimpinan untuk perdamaian,” ujarnya.’
Ia menegaskan bahwa tidak akan ada perdamaian jika tidak ada penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah, dan mengingatkan saat ini, dunia tengah menyaksikan potensi perang besar di Lebanon, di tengah keberadaan pasukan penjaga perdamaian United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) atau Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon.
Retno menggarisbawahi dua poin penting dalam pidatonya yaitu, menegaskan bahwa penciptaan perdamaian di Gaza sangat mendesak, dan untuk itu, diperlukan mekanisme pengambilan keputusan yang lebih demokratis di Dewan Keamanan (DK) PBB. Dan juga menekankan pentingnya inklusivitas dan sinergi dalam kerja sama dengan badan PBB lainnya serta organisasi kawasan untuk memastikan keterwakilan negara-negara berkembang dalam upaya perdamaian.
“Tanpa inklusivitas, perdamaian tidak akan pernah tercapai secara menyeluruh,” tegas Menlu Retno.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Sebagai penutup, Menlu Retno mengajak Dewan Keamanan untuk tidak perlu mencari jauh-jauh dalam mengejar masa depan yang aman.
“Kita bisa mulai dari sini dan sekarang, dengan perdamaian untuk rakyat Palestina,” tutupnya.
Pertemuan Tingkat Tinggi DK PBB ini merupakan salah satu pertemuan utama Presidensi Slovenia di DK PBB bulan September 2024. Pada awal pertemuan, DK PBB telah mengadopsi Presidential Statement yang menegaskan komitmen DK PBB untuk mengedepankan multilateralisme dan peran PBB, serta pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam upaya bina damai.[An]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia