Bangkok, MINA – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno L.P. Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Wang Yi, State Councilor/Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN di Bangkok, Thailand.
Berdasarkan pers release dari Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (31/7) salah satu hal yang dibahas adalah mengenai upaya bersama antara Indonesia dan Tiongkok untuk menyelesaikan permasalahan pengantin pesanan (mail-order brides).
Menlu Retno menekankan pentingnya isu tersebut dapat segera ditangani dan pencegahan dapat dilakukan sehingga tidak terjadi korban baru.
Ia menyampaikan juga, Menlu telah memanggil Duta Besar RRT di Jakarta dan Dubes RI Beijing juga telah bertemu dengan Dirjen Konsuler Kemlu RRT guna menyampaikan isu yang sama.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Saya baru saja bertemu dengan delapan korban perdagangan orang di Pontianak, Kalimantan. Para korban menyampaikan bahwa mereka direkruit oleh agen yang memberikan informasi palsu. Sebagian dari mereka mengalami kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual serta tidak diberikan makanan yang mencukupi.” Demikain disampaikan Menlu Retno kepada Menlu Wang Yi.
Sebagai upaya penyelesaian, Menlu Retno mengusulkan tiga hal:
Pertama, agar 18 korban yang sudah berada di KBRI Beijing dapat segera difasilitasi pemulangannya.
Kedua, pemrosesan dokumen legalisasi pernikahan campuran di Kedubes RRT dan juga di RRT dapat dilakukan dengan pemeriksaan yang lebih teliti. Hal ini juga telah dimintakan oleh Menlu Retno kepada otoritas di Indonesia.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Ketiga, kerja sama untuk pemberantasan TPPO. Menlu Retno menyampaikan beberapa tersangka sudah ditangkap di Indonesia dan perlu kerja sama pemerintah RRT untuk dapat melakukan penegakan hukum untuk menangkap para agen yang beroperasi di RRT.
Selain itu, kedua Menlu juga membahas beberapa isu lain, antara lain kerja sama Indo-Pacific dan situasi Laut China Selatan.
Mengenai Indo-Pacific, Menlu Retno menekankan bahwa Outlook ASEAN mengenai Indo-Pacific merupakan cara pandang ASEAN bagi terus terciptanya perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pacific.
Outlook menekankan pada sentralitas ASEAN; mengarusutamakan dialog dan kerja sama; serta meningkatkan kerja sama dengan menggunakan ASEAN-led mechanism.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mengenai Laut China Selatan, Indonesia kembali menekankan, merupakan kepentingan bagi semua pihak untuk menjaga Laut China Selatan sebagai kawasan yang damai dan stabil.
Untuk itu, diperlukan trust di antara semua negara. Trust hanya dapat tercipta jika semua pihak patuh pada hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982. (T/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan