Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, tanpa jeda kemanusiaan, maka akan sulit untuk melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kemanusiaan di Sudan.
Retno menyebut, konflik bersenjata antara Militer Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) dan Rapid Support Force RSF yang telah memasuki hari ke-6, sejak Sabtu (15/4) masih terus berlanjut dan bahkan terjadi eskalasi.
“Sampai saat ini, situasi di Sudan tidak membaik dan cenderung
terjadi eskalasi,” ujar Menlu RI dalam press briefing mengenai situasi terkahir di Sudan yang digelar secara virtual, Kamis (20/4).
Bahkan, beberapa upaya gencatan senjata belum membuahkan hasil. Kondisi ini dapat menciptakan bencana kemanusiaan yang lebih buruk.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Berdasarkan data WHO, korban meninggal telah mencapai 300 orang dan korban luka sudah mencapai lebih dari 3.000 orang.
Retno sendiri menyebut telah melakukan upaya mendorong jeda kemanusiaan dengan mengirim pesan ke Menlu Sudan. Namun sampai saat ini belum ditanggapi.
Selain itu, melalui Watapri di New York, juga mendesak DK PBB segera melakukan pertemuan darurat, paling tidak untuk membahas dilakukannya jeda kemanusiaan.
Sementara itu, KBRI Khartoum terus melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi WNI menuju ke safe house dan memberikan bantuan logistik.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Menurut data KBRI Khartoum Jumlah WNI yang tercatat adalah 1.209 orang. Sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa dan bertempat tinggal di Khartoum. (L/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi