Menlu.Turki: Kebijakan Luar Negeri Harus Berorientasi Kemanusiaan

Ankara, MINA – Negara-negara di dunia perlu mengeluarkan yang berorientasi kemanusiaan agar bisa mewujudkan perdamaian, demikian Menteri Luar Menteri Turki Mevlut Cavusoglu.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Yunani Kathimerini, yang dikutip MINA, Ahad (2/12), Cavusoglu mengatakan bahwa umat manusia menghadapi tantangan yang berbeda di abad ke-21.

“Ketika banyak orang berpikir bahwa gelas itu setengah penuh dalam hal pencapaian dalam hukum internasional, institusi, demokrasi dan aturan hukum, akuntabilitas, perdagangan bebas, kesetaraan gender dan lain-lain, setengah gelas yang kosong telah mulai menegaskan kembali dirinya sendiri, “kata Cavusoglu, sambil menambahkan bahwa gejala itu diketahui semua orang.

Dia menulis: “Perang dagang, bentuk-bentuk baru eksploitasi internasional, kompetisi geopolitik, perang proksi, negara bangsa yang hancur, terorisme, xenofobia, permusuhan terhadap Islam, ketidaksetaraan dan ketidakadilan membentuk gelas setengah kosong. “

Tantangan umat manusia ini menggerogoti pencapaian dan peluang kemanusiaan, kata Cavusoglu.

“Sisi mana yang akan menang? Jawabannya tergantung pada bagaimana kita menanggapi tantangan, termasuk pada seberapa banyak kita manusia dapat bekerja sama menuju hasil positif.

“Satu hal sudah jelas: Kecuali kita mengambil inisiatif dan menjadi giat dan kemanusiaan, kehendak buruk akan bertahan. Sikap menunggu dan melihat tidak lagi dapat dipertahankan. Pilihan kebijakan berbeda dari mediasi hingga penggunaan kekuatan yang nyata terhadap teroris,” tambahnya.

Cavusoglu mengutip pendekatan kemanusiaan Turki yang membebaskan total 4.000 kilometer persegi dari cengkeraman Daesh dan PYD / YPG, afiliasi organisasi teror PKK, di Suriah.

“Seandainya kami tidak campur tangan, orang-orang kami akan berada di bawah serangan terus-menerus dari para teroris ini dan solusi politik untuk tragedi Suriah tidak akan bisa dicapai,” katanya.

“Saya memberi contoh Suriah karena suatu alasan. Suriah menunjukkan kepada kita sekali lagi bahwa pencegahan itu penting karena sekali api konflik melanda suatu bangsa, maka satu-satunya hal yang masih dapat diprediksi adalah bahwa akan ada konsekuensi tak terduga pada negara itu,” Cavusoglu menulis.

Operasi Perisai Eufrat dan Ranting Zaitun di barat laut Suriah membebaskan wilayah YPG/ PKK dan teroris Daesh, membuat kembalinya warga sipil Suriah ke tanah air.(T/RS3/R06)

Mi’raj News Agency (MINA)