Jakarta, 14 Dzulqadah 1437/18 Agustus 2016 (MINA) – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong para peneliti dan perekayasa Indonesia untuk lebih meningkatkan inovasi untuk kemajuan Indonesia.
“Para peneliti harus lebih banyak melakukan inovasi agar ke depan Indonesia semakin bisa bersaing,” kata Nasir saat acara penganugerahan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) di Kediaman Presiden ke 3 RI BJ. Habibie, di Jalan Petra, Kuningan, Jakarta, Kamis (18/8).
Nasir mengatakan, lautan Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Namun, kata Nasir, di sektor perikanan, Indonesia justru menjadi negara pengekspor ikan terbesar nomor keempat se Asia Tenggara.
Dikatakan Nasir, pemerintah Indonesia sudah memperjuangkan kesejahteraan peneliti termasuk pemberian royalti dari paten yang sudah diproduksi.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Regulasi yang menyangkut masalah inovasi. Saya sudah melakukan pembicaraan dengan Menteri Keuangan. Peneliti dari pemerintah atau swasta, kalau itu dari pemerintah maka berhak mendapat royalti 40 persen terhadap patennya,” katanya. Sudah mendapat persetujuan dari menteri keuangan, ini yang luar biasa.
Ia menambahkan, pihaknya ingin melindungi inventor dan inovator untuk mendapatkan sesuatu yang punya nilai. Menurut dia, selama ini paten yang diterima oleh anak Indonesia tidak punya dampak apapun bagi para peneliti.
“Mestinya peneliti lebih makmur dari pejabat. Tapi yang terjadi malah kebalik. Kemarin, saya sudah bicarakan dengan Menteri BUMN, peneliti jangan sampai lari ke luar negeri tapi menjadi sejahtera. Dalam UU Paten pun pemilik paten bisa menikmati royaltinya sampai 20 tahun,” ujar dia.
BJHTA ini diberikan kepada pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidangnya masing-masing.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Penghargaan BJHTA tahun ini diraih oleh Tim Garam Farmasi BPPT terdiri dari 7 orang Peneliti dan Perekayasa BPPT dengan berbagai latar belakang kompetensi yakni Imam Paryanto, Bambang Srijanto, Eriawan Rismana, Wahono Sumaryono, Tarwadi, Purwa Tri Cahyana, dan Arie Fachruddin.
Hadir pada kesempatan itu, Presiden RI ke 3 BJ. Habibie, Direktur PT Kimia Farma Rusdi Rosman, Kepala BPPT Unggul Priyanto dan puluhan tamu undangan. (L/P011/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri