Tel Aviv, 28 Sya’ban 1434/7 Juli 2013 (MINA) – Seorang menteri Israel mendesak mempertahankan hubungan persahabatan dengan pemerintahan Mesir yang baru setelah penggulingan Presiden Muhammad Mursi oleh militer Mesir.
“Hal ini sangat penting bagi Israel untuk menjaga Mesir sebagai teman dan untuk menjaga kedamaian perbatasan,” kata Menteri Keamanan Internal Israel Yitzhak Aharonovich, Sabtu (6/7).
Dia juga mengatakan bahwa sumber-sumber intelijen Tel Aviv memiliki kerjasama yang baik dengan Mesir di bawah Mursi.
Sebelumnya, mantan menteri Israel urusan militer, Gabi Ashkenazi, meremehkan perkembangan di Mesir dengan mengatakan bahwa pemecatan Mursi itu tidak menimbulkan bahaya bagi Tel Aviv.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Saya pikir tentara Mesir terlalu sibuk (dengan isu-isu dalam negeri) untuk menghadapi apa pun yang berada di luar Mesir, jadi saya tidak berpikir ada bahaya saat ini,” katanya, Press TV melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Dia juga mengatakan pemerintah Mursi adalah “wajar” berhubungan dengan Tel Aviv karena tidak mengingkari Perjanjian Camp David dan meluncurkan tindakan keras terhadap terowongan pasokan bawah tanah antara Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza yang diblokade.
Sebelumnya, harian Israel Yediot Aharonot melaporkan bahwa beberapa jam setelah pemecatan Mursi, sebuah perwakilan resmi Israel diam-diam tiba di Kairo untuk bertemu dengan pejabat keamanan dan intelijen Mesir.
“Kerja sama keamanan antara kedua negara telah ditingkatkan dalam beberapa hari terakhir. Link Keamanan baik selama periode Mursi, dan harus lebih baik dari sekarang,” tulis harian Yediot Aharonot.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Media dan politisi Israel mengatakan bahwa Israel mengandalkan tentara Mesir untuk menekan pejuang Islam di Sinai dan untuk menjamin stabilitas negara itu setelah pelengseran Mursi sebagai presiden.
Pada tanggal 3 Juli, tentara Mesir menggulingkan Mursi dan membekukan konstitusi negara.
Tentara mengumumkan pemilihan parlemen baru dan menyatakan Kepala Mahkamah Agung Konstitusi, Adly Mansour, sebagai presiden sementara Mesir.
Israel yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Mesir pada tahun 1979, telah menolak untuk mengomentari krisis di negara Afrika Utara itu. (T/P09/R2).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan