Al-Quds, 21 Sya’ban 1436/8 Juni 2015 (MINA) – Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett pada Ahad (7/6) menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melegitimasi aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Daerah yang merupakan bagian dari wilayah Suriah itu diduduki oleh Israel selama Perang Enam Hari 1967 dan dianeksasi pada 1981.
Langkah tersebut memicu kritik dari wilayah Palestina yang diduduki Israel dan aneksasi Dataran Tinggi Golan ke wilayah Israel belum diakui secara internasional.
“Saya menyeru masyarakat internasional mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan,” kata Naftali Bennett.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Dataran Tinggi Golan adalah sebuah dataran tinggi di wilayah perbatasan Israel, Lebanon, Yordania dan Suriah.
Setelah Perang Enam Hari, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 242 untuk menetapkan prinsip-prinsip penetapan perbatasan Israel dan penarikan pasukan dari wilayah penaklukan pada 1967, termasuk Dataran Tinggi Golan.
Pada awal Perang Yom Kippur 1973, Suriah berhasil merebutnya kembali, namun serangan balik Israel berhasil mengusir Suriah dari sebagian besar Dataran Tinggi Golan.
Di dataran tinggi ini terdapat pula bukit-bukit yang pada Perang Arab-Israel selalu diperebutkan, seperti Bukit Hermon dan Bukit Booster. Kedua bukit ini merupakan pusat pengamatan tentara Israel yang dikenal dengan “Mata Israel” (The Eye of Israel). (T/P001/R05)
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza