Jakarta, 17 Sya’ban 1434/25 Juni 2013 (MINA) – Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi menghimbau kepada para perokok agar berhenti merokok mulai bulan suci Ramadhan dan bulan-bulan berikutnya.
Himbauan itu Nafsiah sampaikan dalam acara Seminar Nasional Pangan dan Gizi (SEMNAS PAGI) 2013 di Jakarta, Selasa (25/6).
“Di bulan Ramadhan, kita berpuasa, makan makanan bergizi, dan berhenti merokok mulai saat itu dan seterusnya. Insya Allah, pahalanya lebih baik,” kata Nafsiah.
Menteri asal Sulawesi Selatan itu menyebutkan beberapa penyakit berat yang tidak menular yang dapat dicegah dengan tidak merokok, seperti stroke, penyakit jantung, saluran pernapasan, kanker, dan lainnya.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Jika ingin sehat, silahkan berhenti merokok,” kata Nafsiah yang berlatar dokter spesialis anak.
Dalam kesempatan itu pula, Nafsiah mengecam wanita yang berfilosofi bahwa merokok itu ‘seksi’ bagi wanita.
“Katanya wanita merokok itu seksi, itu omong kosong. Bagi wanita yang merokok, giginya akan menjadi hitam, kulitnya cepat keriput dan akan bertambah kurus,” tambah Nafsiah.
Nafsiah juga menghimbau bangsa Indonesia agar membuat gerakan hidup lebih sehat dan gerakan gizi seimbang untuk keluarga. Dia juga menekankan pentingnya olah raga setiap hari.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Bahaya rokok
Para ulama masa kini, di antaranya para ulama di Saudi, Yaman, Mesir dan negeri lainnya di Timur Tengah, banyak berbicara tentang bahaya rokok serta melarang umat Islam mengkonsumsinya karena alasan-alasan yang sangat nyata.
Informasi yang paling akurat dan sangat terpercaya dari dunia kesehatan dengan aklamasi mengatakan, tidak pernah ada batas aman untuk merokok. Sebab dalam sebatang rokok terdapat 40.000-an jenis racun yang paling berbahaya bagi manusia. Jika racun-racun itu dikonsumsi terus menerus, maka nyaris hampir semua penyakit akrab dengan tubuh seseorang.
Sementara itu, rekomendasi WHO, 10/10/1983 menyebutkan, seandainya 2/3 dari yang dibelanjakan dunia untuk membeli rokok digunakan untuk kepentingan kesehatan, niscaya bisa memenuhi kesehatan asasi manusia di muka bumi. WHO juga menyebutkan bahwa di Amerika, sekitar 346 ribu orang meninggal tiap tahun dikarenakan rokok.
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Sementara 90% dari 660 orang yang terkena penyakit kanker di salah satu rumah sakit Sanghai Cina adalah disebabkan rokok. Prosentase kematian disebabkan rokok adalah lebih tinggi dibandingkan karena perang dan kecelakaan lalu-lintas. Sekitar 20 batang rokok perhari menyebabkan berkurangnya 15 persen haemoglobin, yakni zat asasi pembentuk darah merah. Prosentase kematian orang yang berusia 46 tahun atau lebih adalah 25 persen lebih bagi perokok.
Hingga tahun 1985 sudah lebih dari 30.000 makalah tentang rokok dan kesehatan dipublikasikan. Saat ini, tanpa ada keraguan sedikit pun disimpulkan bahwa merokok menyebabkan kanker paru-paru baik pada laki-laki maupun wanita. Diketahui juga bahwa kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker pada manusia. Merokok juga dihubungkan dengan kanker mulut, tenggorokan, pankreas, ginjal, dan lain-lain. (L/P09/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan