MER-C: Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myamnar Masuk Tahap Akhir

Jakarta, MINA – Manajer Operasional Medical Emergency Rescue Committee () Rima Manzanaris mengatakan, pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar sudah memasuki tahap akhir dan diharapkan selesai pada Februari atau Maret 2019 ini.

“Kita akan mengupayakan semaksimal mungkin agar terus ada progress (kemajuan). Ya mudah-mudahan di Februari atau Maret bisa selesai,” kata Rima saat ditemui wartawan MINA di kantornya di Jalan Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).

Rima menyatakan, walaupun kontraktor Rumah Sakit Indonesia di Myanmar mengabarkan situasi yang sedang tidak kondusif, akan tetapi pengadaan material bangunan untuk tahap penyelesaian rumah sakit dan pengerjaan di lapangan terus berjalan.

“Seperti yang akhir-akhir ini kita dengar, kondisi di Rakhine sedang bergejolak kembali antara pasukan Arakan Army dengan tentara Myanmar. Mudah-mudahan kondisi ini tidak terus berlanjut atau meluas, yang  kita khawatirkan akan menjadi lebih besar,” katanya.

Ia mengungkapkan, saat ini pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar sudah mencapai 80 persen dan masih dalam proses perampungan serta penyediaan alat-alat operasional rumah sakit.

“Sudah sekitar 80 persen lebih progres pembangunannya. Kita masih fokus dalam perampungan bangunan dan perlengkapan alat operasional rumah sakit serta furniture lainnya,” katanya.

Rima kembali menegaskan, fokus MER-C saat ini adalah penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar dan pengadaan alat-alat operasional.

“Kita tidak hanya membutuhkan bangunan saja, tetapi juga alat-alat yang membantu dalam operasionalnya. Saat ini kita fokus dalam kedua hal itu. Ada tim yang fokus dalam kontruski dan ada juga yang focus dalam pengadaan alat kesehatan,” katanya.

Ketika ditanya siapa tokoh yang akan meresmikan Rumah Sakit Indonesia tersebut, Rima mengaku belum menemukan nama fix yang akan diundang, karena masih fokus dalam proses penyelesaian pembangunan terlebih dahulu.

Pada Rabu (16/1) kemarin, tim MER-C sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi untuk membahas tentang perkembangan dan kemajuan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar serta rencana pembangunan tahap dua Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Rima menyampaikan rasa terima kasihnya pada Kemenlu RI yang membantu proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar sehingga berjalan dengan mudah dan lancar.

“Alhamdulilah selama ini dukungan dan bantuan dari KBRI kita yang di Yangoon sangat membantu, dari mulai pengurusan izin visa relawan, hingga ke proses pembangunan rumah sakit yang saat ini sudah memasuki tahap ,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pembangunan RS Indonesia ini baik di Rakhine atau Gaza adalah salah satu diplomasi kemanusiaan MER-C di dunia internasional.

“MER-C tidak hanya berperan saat emergency saja, tapi bagaimana kita bisa memberikan bantuan yang bersifat jangka panjang dan bermanfaat bagi masyarakat konflik atau korban perang di wilayah tersebut,” katanya.

Khusus untuk Rumah Sakit Indonesia di Myanmar, Rima mengatakan, MER-C ingin menjadikan bangunan itu sebagai tempat bertemunya masyarakat Muslim dan Budha yang ada di sana.

“Dan khusus untuk RS yang di Rakhine, kita ingin ini menjadi satu tempat bertemunya umat Muslim dan Budha yang ada di Myanmar dan bisa mendorong rekonsialiasi konflik di wilayah tersebut,” katanya.

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar adalah hasil kerja sama antara MER-C, Palang Merah Indonesia (PMI), juga umat Budha Indonesia yaitu Walubi dan masyarakat Indonesia.

“Kita ingin memberikan contoh harmonisasi umat beragama di Indonesia kepada masyarakt di Mynmar. Mudah-mudah bisa cepat selesai dan dimanfaatkan bagi masyarakat setempat,” katanya. (L/Ais/R06)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.