Berlin, MINA – Angela Merkel telah memenangi masa jabatan keempat sebagai Kanselir Jerman dalam pemilu federal yang hasilnya tampak tak terelakkan lagi sejak dimulainya kampanye tiga bulan lalu.
Namun hasil resmi menunjukkan dia akan menghadapi ‘jalan yang sulit’ untuk perundingan koalisi. Sementara CDU tetap menjadi partai terbesar, AfD yang paling akan menjadi kekuatan politik terbesar ketiga, media Jerman, Deutsche Welle, melaporkan.
Partai Christian Democrats (CDU) yang berkuasa dan partai Bavaria yang berafiliasi dengannya – Christian Social Union (CSU)- memperoleh hasil yang lebih rendah dibanding perkiraan. Sementara partai sayap kanan yang populis meraih suara yang lebih besar dibanding perkiraan sejumlah besar jajak pendapat.
Hasil penghitungan suara resmi, seperti diansir Deutsche Welle, menunjukkan CDU/CSU meraup 33% suara, diikuti oleh SPD (20,5%), Kiri (9,2%), Hijau (8,9%), FDP (10,7%), AfD (12,6%), dan lainnya (5,1%).
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
Capaian CDU pimpinan Merkel dan sebuah partai Bavaria yang berafiliasi dengannya – Christian Social Union (CSU) – itu menjadikan Merkel menjadi salah satu dari hanya tiga tokoh kanselir pascaperang yang memenangkan pemilu untuk masa jabatan keempat.
Sejumlah jajak pendapat memperkirakan CDU dan CSU akan meraih suara antara 36-39 persen.
Dengan jumlah suara yang lebih rendah dan suara yang lebih kuat dibanding perkiraan bagi partai populis sayap kanan antiimigran, Alternative for Germany (AfD), maka kemenangan Merkel terasa pahit.
“Kami berjuang bagi Jerman yang hidup bahagia dan baik,” ujar Merkel di markasnya seperti dilansir VOA.
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini
Tetapi ia mengakui adanya ‘tantangan baru dalam bentuk AfD’, dan menambahkan, “Kami ingin memenangkan kembali pemilih AfD, jadi kami akan memperhatikan masalah mereka.”
AfD dengan mudah meraih ambang batas 5% yang dibutuhkan untuk menduduki kursi di Bundestag (Parlemen).
Merkel dipersalahkan karena secara tidak langsung mendorong kebangkitan AfD, akibat kebijakan pintu terbuka bagi pengungsi perang dari Timur Tengah.
Tahun 2015 secara mengejutkan Merkel membuka perbatasan bagi lebih dari sejuta pengungsi. Ia menentang batasan penerimaan pengungsi.
Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan
Kini ia harus memiliki jawaban atas tantangan yang muncul, yakni mengintegrasi pengungsi yang menetap dan memulangkan kembali pengungsi yang ‘tidak memenuhi syarat untuk diterima’. (T/R11/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)