Beijing, MINA – Kerjasama ekonomi Mesir dan Cina terus meningkat pesat. Mesir pada Ahad (28/4) menandatangani perjanjian pinjaman US$3 miliar (Rp42 triliun) dengan Bank Industri dan Komersial Cina (ICBC) untuk merancang dan membangun zona pusat bisnis di kawasan perluasan ibukota Mesir.
Menteri Perumahan Assem El-Gazzar, menghadiri upacara penandatanganan, Ahad (28/4), dengan Direksi ICBC di Beijing, dalam rangka kunjungan Presiden Mesir ke Cina menghadiri KTT Road dan Belt Intitiative.
Ia mengatakan Mesir akan menerima US$834 juta untuk tahap pertama pinjaman.
Mengutip Ahram Online, El-Gazzar mengatakan tahap pertama akan mencakup biaya merancang dan membangun tujuh menara tinggi dengan total luas 600.000 meter persegi.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
“Zona bisnis pusat juga akan mencakup pembangunan 20 menara, termasuk menara setinggi 385 meter, yang akan menjadi yang tertinggi di Afrika,” kata menteri.
Penandatanganan kesepakatan itu dilakukan ketika Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi mengakhiri perjalanan tiga harinya ke Cina untuk berpartisipasi dalam forum Belt and Road Initiative di Beijing.
China adalah di antara sejumlah negara yang mendanai proyek-proyek di ibu kota baru, yang membuat fase pertamanya selesai.
Selama kunjungannya ke Cina, Presiden El-Sisi membahas peluang ekonomi dan investasi dengan pejabat Cina dan mitra regional dan internasional. El-Sisi mengumumkan rencana untuk menjadikan Mesir sebagai pusat digital regional untuk transfer data antara Asia, Afrika, dan Eropa.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Pada Januari, Mesir mendapatkan kesepakatan US$1,2 miliar dengan Bank Ekspor-Impor China (EximBank) untuk membiayai kereta listrik yang perlintasannya akan dimulai dari salah satu zona industri utama negara itu, 10th of Ramadhan City, ke NAC.
Pada 2015, Mesir memulai pembangunan di ibu kota administratif baru 45km timur Kairo sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mengurangi tekanan atau beban kota berpenduduk 20 juta jiwa, memperluas wilayah perkotaan dan mengembangkan infrastruktur negara berpenduduk 100 juta jiwa.
NAC, yang sedang dibangun lebih dari 714 kilometer persegi oleh puluhan ribu pekerja, akan menjadi rumah bagi distrik perumahan pemerintah, 29 kementerian dan lembaga negara lainnya – termasuk kabinet dan gedung parlemen – dan 20 lingkungan perumahan yang dapat menampung 6,5 juta orang. (T/R11/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza