Bandar Lampung, 1 Muharram 1436/ 23 November 2014 (MINA) – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dinilai akan merusak tatanan keluarga. Demikian disampaikan Nabila Asy-Syafi’i, dari Lajnah Khusus Mubalighah (LKM) DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dalam keterangan pers usai menggelar Liqo Muharram Mubalighah di Bandar Lampung, Ahad, (23/11).
“MEA memaksa perempuan untuk terjun ke dunia kerja membantu ekonomi keluarga, akhirnya dia kehilangan fungsi utamanya sebagai pendidik generasi, sehingga muncul persoalan kehancuran keluarga dan berujung kepada kehancuran masa depan generasi, “ kata Nabila usai menggelar Liqo
Menurutnya, pasar bebas ASEAN tidak akan pernah mengentaskan kemiskinan negeri-negeri-muslim seperti Indonesia.
“Dengan Pasar Bebas, orang asing akan mencengkeram indonesia, ibarat di ring tinju semua kelas bisa masuk bertanding, mulai dari anak SD, SMP, sampai ke atlit, yang sudah bisa kita pastikan siapa pemenangnya, kalau berharap Indonesia akan semakin maju dengan Pasar Bebas, itu image semu yang tidak akan terjadi, “ ujarnya.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Pasar bebas tambahnya, merupakan satu dari empat konsep yang dijajakan Amerika untuk menyerang Islam, selain Demokrasi, Pluralisme, dan HAM. “Pasar Bebas adalah penjajahan model baru yang diharamkan dalam Islam”, tegasnya.
“Selain itu, sistem ekonomi di dunia, masih ditopang oleh riba, itulah yang menyebabkan semakin sulitnya kehidupan ekonomi Indonesia jika MEA ini diterapkan,” tutupnya.
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.
Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. (L/K08/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?