MILITER ISRAEL AKUI HUBUNGANNYA DENGAN NEGARA ARAB

 
West Bank, 6 Rabiul Akhir 1435 / 6 Februari 2014(MINA) – Situs resmi militer Israel merilis sebuah laporan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengklaim bahwa badan intelijen Israel Mossad telah bekerja sama dengan sejumlah negara-negara Arab dan negara-negara Islam terkait isu-isu keamanan, impor-ekspor, intelijen dan militer. 
 
Menurut laporan tersebut, negara-negara yang berkolaborasi meliputi Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Afghanistan dan Azerbaijan.
 
Laporan itu juga menyebutkan bahwa Bahrain telah menyediakan Israel dengan laporan-laporan intelijen seperti di Iran dan organisasi Palestina, demikian diberitakan MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis. 
 
Laporan ini juga menyoroti kerjasama rahasia antara Israel dan Arab Saudi dan mengklaim bahwa Mossad telah melakukan kontak langsung dengan intelijen Saudi tentang program nuklir Iran. 
 
Mantan kepala Mossad, Meir Dagan, dilaporkan telah mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan para pejabat Saudi untuk membahas masalah tersebut. 
 
Laporan ini mencatat bahwa pemerintah Saudi telah sepakat pada 1982 untuk memungkinkan puluhan tentara Israel atas permintaan pemerintah AS untuk beroperasi di perairan regional untuk mencari bangkai roket yang meledak setelah melintas di atas sebuah tambang di Laut Merah. 
 
Laporan ini menekankan bahwa pemerintah Saudi mengizinkan angkatan laut Israel untuk memasuki wilayah perairan regional, begitu pula  pada saat yang sama ketika pasukan Israel menyerang Lebanon dan melancarkan perang tanpa henti terhadap gerakan perlawanan Palestina, sebelum mengizinkan kelompok-kelompok bersenjata untuk melakukan pembantaian Sabra dan pembantaian Shatila terhadap pengungsi Palestina di Beirut.
 
New York Times melaporkan pada 2011 bahwa Israel telah menyetujui kesepakatan transaksi senjata antara Jerman dan Arab Saudi untuk memasok 200 tank, dan itu menandakan eratnya kerjasama antara kedua negara.
 
Menurut laporan militer Israel, Israel juga menjual berbagai perlengkapan militer kepada UEA, termasuk peralatan drone (pesawat tanpa awak), perangkat untuk mengisi bahan bakar pesawat di  udara, lapangan udara, sistem pengembangan untuk meningkatkan pesawat tempur dan perangkat defensif untuk menghalau rudal musuh.
 
Laporan tersebut mengklaim bahwa Maroko juga membeli drone buatan Israel, dan pesawat tanpa awak itu dilaporkan telah dikirim ke Afrika Utara melalui Perancis. 
 
Kerjasama intelijen antara kedua negara dilaporkan mencapai puncaknya pada 1973 pada saat yang sama Maroko mengirimkan pasukannya untuk memerangi Israel. 
 
Laporan tersebut mengklaim bahwa Mossad membantu intelejen Maroko untuk membunuh Mahdi Ben Baraka, pemimpin oposisi  rezim pada masa Raja Hassan II, yang telah setuju untuk mengizinkan puluhan ribu Yahudi Maroko berimigrasi ke Israel sebagai imbalannya Israel menerima untuk berkonsultasi atas membantu pengembangan institusi keamanan dan intelijen Maroko.
 
Israel juga telah memasok Aljazair, pesaingnya Maroko, dengan sistem kontrol lalu lintas udara canggih, helm uji coba, radar, sistem komunikasi dan sistem navigasi udara militer.
 
Israel telah menjual senjata ke beberapa negara mayoritas Muslim lainnya seperti Azerbaijan dan Afghanistan, yang telah dikirim melalui Pakistan. Menurut laporan itu, melalui ekspor militer Israel tersebut bertujuan untuk meningkatkan status ekonomi serta untuk mencapai kepentingan keamanan strategis. Sebagai contoh, Israel dilaporkan telah mengeksploitasi hubungan dengan Azerbaijan untuk memata-matai tetangga Iran.(T/P08/EO2/Mi’raj News)
 
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
 
 
 

Wartawan: Admin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0