Misi Kemanusiaan Humanity Without Borders ke Palu

Wawancara eksklusif wartawan MINA, Sajadi,  dengan , Ketua , organisasi amal yang terdaftar di Inggris,  Rabu (5/12), setibanya ia dan timnya di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang. Sesudah wawancara mereka lalu lanjut ke Palu. Mereka akan berada di sana selama lima hari, kemudian  ke Malaysia membantu pengungsi Rohingya di negara jiran itu.  

Humanity Without Borders adalah sebuah organisasi amal yang bertujuan  membawa harapan nyata bagi jutaan orang yang menderita di seluruh dunia akibat, kemiskinan, konflik, dan bencana yang membuat jutaan orang hidup dalam ketakutan.

Shabeer mengunjungi Indonesia bersama dua temannya, Naeem Basir dan Tayyap Sacranie. Mereka ingin menyelesaikan proyek kemanusiaan mereka di Indonesia bekerjasama dengan Ukhuwah Al Fattah Rescue (UAR) untuk membantu korban bencana  alam di Palu.

MINA: Pertama, silakan jelaskanlah tentang organisasi amal anda?

Shabeer: Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhh, kami adalah Humanity Without Borders, organisasi amal terdaftar dari Inggris dengan no: 1172624 yang bertujuan untuk membawa harapan nyata bagi jutaan orang yang menderita di seluruh dunia.

MINA: Apa yang membuatmu datang ke sini dan ingin memberikan ?

Shabeer: Ini pertama kalinya kami datang ke Indonesia. Kami biasanya bekerja dengan UMission, organisasi amal dari Malaysia untuk membantu pengungsi Rohingya. Jadi setelah gempa bumi, tsunami melanda Palu pada bulan September, kami sebuah organisasi amal yang membantu manusia tidak hanya untuk Muslim tetapi juga untuk semua manusia. Kemudian kami memberitahu kepada tim UMission, kami ingin membantu orang-orang di Palu. Lalu mereka mengatur segalanya bagi kami untuk ke sini untuk membantu orang-orang di Palu bekerjasama dengan Ukhuwah Al Fattah Rescue (UAR).

MINA: Apa program bantuan yang Anda ingin laksanakan di Indonesia, khususnya di Palu?

Shabeer: Insya Allah, di Palu kami akan membagikan paket makanan untuk 3.000 keluarga. Setiap paket terdiri dari sepuluh kilogram beras, 20 paket mie instan, satu bungkus gula, teh dan banyak lagi lainnya. Kemudian, kami juga akan memberi bantuan higienis anak-anak, melindungi anak-anak, memberi uang tunai untuk anak yatim, orang yang lebih tua.

MINA: Apa target yang Anda ingin capai selama di Palu?

Shabeer: Kami akan berada di sini selama lima hari dan tidak hanya mendistribusikan donasi kami tetapi juga melihat apa yang orang-orang di Palu masih butuhkan. Jadi ketika kami kembali ke negara kami, kami akan menginformasikan kepada orang-orang kami dan mengumpulkan uang lagi dan membawa sumbangan di kunjungan berikutnya.

MINA: Bagaimana Anda mengumpulkan donasi di negara Anda? Apakah ada dari komunitas Muslim atau bantuan publik?

Shabeer: Kami mengumpulkan donasi dari semua bantuan publik termasuk dari keluarga, teman, dan masjid lokal kami. Dan mayoritas awkitar 90 persen berasal dari Komunitas Muslim di Inggris. Kami telah mengumpulkan sekitar 25.000 pound untuk Palu.

MINA: Jika dibandingkan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan Inggris, bencana alam apa yang sering terjadi di sana ?

Shabeer: Kami tidak memiliki bencana alam seperti di Indonesia, tetapi kami mengalami banjir ketika hujan deras membanjiri rumah kami.

MINA: Dapatkah Anda memberi tahu saya secara singkat tentang perkembangan Muslim di Inggris?

Shabeer: Alhamdulillah, Muslim di Inggris cukup bagus. Ketika saya pertama kali datang ke Inggris dari Afrika, kami hanya memiliki satu masjid, tetapi sekarang, ada 50 masjid di Leicester. Alhamdulillah, dari sudut pandang Islam di Inggris benar-benar baik.

MINA: Apakah ada peningkatan Islamofobia di negara Anda?

Shabeer: Islamophobia ada di mana-mana, Anda tahu seperti tragedi 11/11. Jadi, yang harus kita lakukan adalah membuat doa dan Insya Allah mempermudahnya.

MINA: Apa pendapat Anda tentang Indonesia?

Shabeer: Tujuan kami untuk datang ke Indonesia adalah untuk membantu orang Palu. Ini pertama kalinya kami di Indonesia. Kami hanya tahu bahwa Bahasa Indonesia sangat membantu misi kami. Dan kami ingin datang ke sini lagi. (W/Sj/P1)

Mi’ra News Agency (MINA)