AL QASSAM UMUMKAN NAMA LIMA PEJUANG YANG TAWAN KOPRAL ZIONIS LIMA TAHUN

5 syuhada penawanann shalitGaza, 22 Rabi’ul Awwal 1437 / 2 Januari 2016 (MINA) – Brigade Izzudin Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas di Gaza, Selasa 29/12 lalu, telah mengumumkan lima nama pejuang yang telah berhasil menawan seorang kopral Israel selama sekitar lima tahun.

Penawanan ini mencapai sukses besar karena kopral ini baru dibebaskan Al Qassam, setelah tercapai kesepakatan pertukaran tawanan, sehingga Israel harus membebaskan tawanan-tawanan Palestina yang jumlahnya besar yakni 1.027 orang, untuk ditukar dengan seorang kopral Israel. Demikian wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, melaporkan, Sabtu.

Kelima pejuang Hamas itu kini sudah tiada, wafat dalam berbagai arena perjuangan, salah seorang di antaranya masih belum ditemukan jasadnya sampai sekarang karena jadi korban runtuhnya terowongan yang dibuat pejuang untuk menembus Israel.

Penahanan kopral zionis Ghilad Shalit berapa tahun yang lalu itu, adalah kejutan hebat bagi pihak Israel, apalagi bagi badan intelijen zionis Israel,  “Mossad”, yang dianggap sebagai badan intelijen terunggul di dunia. Selama kurang lebih lima tahun tak henti hentinya mereka berusaha menemukan ujung benang misteri keberadaan sang kopral.

Barulah setelah lima tahun  aksi penawanan sang kopral tersebut, Brigade Izzudin al Qassam akhirnya membebaskan sang tawanan dalam sebuah kesepakatan pertukaran tawanan yang menyebabkan 1.027 warga Palestina yang ditahan Israel bisa kembali mencium udara kebebasan.

Pada hari Selasa (29/12) lalu, situs elektronik resmi milik Brigade Izzuddin Al Qassam mengumumkan lima nama para personilnya yang terlibat langsung dalam penawanan Shalit selama lima tahun, yang kelimanya   telah menemui syahid-nya.

Kelima syuhada tersebut adalah, Sami Al Humayda, Abdallah Lubad, Khalid Abu Bakara, Muhammad Daud, dan Abdurrahman Al Mubasyir.

Ada juga sebagian masyarakat yang bertanya-tanya dan melihat keputusan pimpinan utama Al Qassam, Muhammad Addhaif mengumumkan jati diri para syuhada yang semasa hidupnya ditugaskan mengemban rahasia penawanan Shalit, adalah hal yang kompleks dan berbahaya.

Keluarga sang syahid Abdallah Lubad yang berasal dari pengungsian tepi pantai, Gaza Barat, mengatakan dalam sebuah reportase yang dilakukan oleh media lokal “Khalij Online”, “sangat terkejut beberapa saat setelah pengumuman oleh Brigade Izzuddin Al Qassam bahwa salah satu anggota keluarganya berpartisipasi dalam aksi penawanan Shalit”.

Abdullah sendiri telah mati syahid pada tahun 2011 dalam sebuah serangan yang dilancarkan oleh pesawat tanpa awak zionis saat dirinya bersama dua petinggi Al Qassam lainnya sedang mengendarai mobil di kota Rafah, Selatan. Bahkan tiga tahun sebelum itu, tepatnya tahun 2008, zionis Israel juga meluluhlantahkan rumahnya.

Muhammad Lubad, anak dari Abdallah Lubad, mengatakan bangga pada  apa yang dilakukan oleh sang ayah. Ia mengungkapkan bahwa meskipun ayahnya adalah sosok yang sangat keras dalam menjaga rahasia keamanan, akan tetapi sang ayah adalah sosok yang juga sangat terbuka dalam kehidupan bersosial dengan tetangga sekitar. Hal tersebut membuat dirinya tidak menyangka bahwa ayahnya ikut dalam aksi penawanan Shalit.

Muhammad juga menjelaskan bahwa sang ayah telah bergabung dengan Brigade Izzuddin Al Qassam sejak meletusnya intifadhah pertama tahun 2000 dan telah berperan besar dalam berbagai aksi pelawanan dengan Al Qassam. “Saya sangat bangga dan bahagia pada ayah,” katanya dengan tegas.

Adapun Riyad Al Mubasyir, saudara kandung sang syahid Abdurrahman Al Mubaasyir – salah satu dari ke lima syuhada yang syahid beberapa waktu yang lalu saat mempersiapkan terowongan militer bawah tanah milik Al Qassam- mengatakan : “Kaget luar biasa dengan kemampuan saudara kandung saya, yang mampu menyembunyikan rahasia penawanan Shalit dari dirinya dan kerabat kerabatnya selama lebih dari sembilan tahun lamanya”.

Ia menyebutkan, Abdurrahman telah bergabung dengan barisan Al Qassam sejak masih sangat muda dan terkenal dengan sifat misteriusnya terutama pada  hal hal yang berkaitan dengan tugasnya di Al Qassam. Ia juga meyakini bahwa sifat misterius ini lah yang mendorong Abdurrahman terpilih mengemban misi sulit ini.

Ia juga menambahkan, di tengah-tengah kesibukan dan tanggungjawabnya  dalam barisan Al Qassam, saudaranya tersebut selalu hadir di tengah tengah keluarganya dan mengikuti berbagai kegiatan kekeluargaan. “Bahkan beberapa hari menjelang syahid, ia ikut  memadamkan kebakaran sebuah rumah yang berada dekat dari rumah kami,” ungkapnya.

Hal serupa dirasakan oleh keluarga Assyahid, Muhammad Daud (26), penduduk Khan Younis Jalur Gaza Selatan, salah seorang petinggi Al Qassam yang ikut serta dalam misi penawanan Shalit. Ayahanda sang syahid mengungkapkan, “sangat terkejut dan bahagia saat mengetahui bahwa anaknya ikut berperan dalam misi tersebut”.

Ia menambahkan, dirinya sangat bangga apalagi saat warga sekitar rumahnya berbondong-bondong datang ke halaman rumahnya untuk memberikan selamat atas pengumuman anaknya yang berada dalam daftar ke lima nama syuhada tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sang anak telah bergabung dengan Al Qassam sejak tahun 2003 dan syahid saat berusia 26 tahun.

Yang ia anehkan, dirinya dan keluarganya tidak melihat perubahan apapun pada anaknya selama lima tahun mengemban misi penawanan sang kopral Shalit.

Muhamad sendiri, lanjut sang ayah, telah menemui syahidnya di dalam terowongan militer Al Qassam di salah satu wilayah perbatasan di timur Khan Younis akibat serangkaian serangan udara militer zionis Israel pada bulan November 2013 silam. Hingga saat ini tim evakuasi tidak berhasil menemukan jasadnya.

Warga Palestina sendiri telah menunjukkan betapa mereka sangat bangga terhadap pengumuman Al Qassam tentang penawanan Shalit. sementara sejumlah pakar keamanan dunia menilai pengumuman nama nama para Mujahidin tersebut dilakukan dengan rapih dan telah dipelajari dengan matang oleh para komandan Al Qassam. Tujuannya adalah untuk menggerakkan genangan air dalam kasus tertangkapnya beberapa tawanan tentara zionis oleh Al Qassam pada pertempuran terakhir melawan agresi militer zionis tahun 2014 silam.

Diberitakan sebelumnya bahwa Brigade Izzuddin Al Qassam telah menangkap seorang tentara zionis Israel bernama Syaul Aron pada pertempuran 2014 silam di perbatasan Jalur Gaza dalam sebuah baku tembak sengit yang menewaskan 14 personil militer zionis Israel dan melukai lebih dari 50 lainnya. (L/K02/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)