Jakarta, MINA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengecam tindakan kekerasan disertai pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap masyarakat Palestina yang tidak berdosa.
“Muhammadiyah mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh penguasa dan tentara zionis Israel terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdosa. Membunuh adalah kejahatan yang tidak berperikemanusiaan, melanggar hak asasi manusia,” kata Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu’ti dalam keterangan persnya yang diterima MINA, Selasa (25/7).
Abdul Mu’ti mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab harus segera melakukan sidang khusus membahas langkah-langkah penyelesaian konflik yang terjadi di Palestina.
“Kepada pihak-pihak yang bertikai, hendaknya menahan diri untuk saling serang. Apabila terjadi pelanggaran, maka PBB harus menindak tegas Israel,” katanya.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Selain itu, Abdul Mu’ti juga meminta negara-negara yang memiliki kepentingan di Timur-Tengah, seperti Amerika Serikat, Rusia, Turki, dan Iran untuk melakukan langkah cepat agar kekerasan yang terjadi di Palestina tidak menyebar ke wilayah lain.
“Kalau kejahatan zionis Israel tidak segera dihentikan, Muhammadiyah khawatir jika nantinya muncul aksi perlawanan terhadap negara-negara yang dianggap melindungi Israel, serta adanya kemungkinan muncul aksi kekerasan,” ujarnya.
Lebih jauh, Abdul Mu’ti meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan prakarsa dan langkah-langkah diplomatik untuk segera menyelesaikan persoalan Palestina.
“Dengan kekuatan diplomatiknya, Muhammadiyah berharap Indonesia bisa memprakarsai two-state solution sebagai bagian dari road map perdamaian Palestina dan Israel,” katanya.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Ribuan Orang Terluka
Data yang dihimpun oleh Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Senin (24/7), disebutkan bahwa korban kekerasan di Palestina oleh tentara Israel selama 10 hari terakhir mencapai jumlah 1.090 korban luka-luka. .
Angka statistik tersebut yakni 374 terluka dengan peluru baja berlapis karet, 471 menderita inhalasi gas air mata (termasuk 34 orang yang dirawat di rumah sakit) dan 216 orang terluka secara fisik, karena dibakar dan lari selama bentrokan dengan pasukan Israel.
Dalam keterangannya, PRCS menjelaskan, 376 yang terluka didokumentasikan terjadi di Al-Quds, satu orang terluka dengan tembakan langsung, 193 orang terluka dengan peluru baja berlapis karet, 14 orang menderita inhalasi gas air mata yang parah, dan 168 diserang dan diinjak.
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
Menurut dokumentasi Ma’an, tujuh warga Palestina tewas sejak 14 Juli, tiga orang (tersangka penyerang yang mematikan) dan empat orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel. (L/R06/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal