Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional KH. Muhyiddin Junaidi, menekankan perubahan status Kota Yerusalem (Kota Al-Quds) menjadi ibukota Israel dapat membahayakan dunia.
Pernyataan Muhyiddin menanggapi kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang hendak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Trump dikejar tenggat untuk memutuskan apakah akan menandatangani surat yang menangguhkan relokasi Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem selama enam bulan ke depan, seperti yang dilakukan para Presiden AS sebelumnya sejak Kongres mengesahkan undang-undang soal itu pada 1995.
“Bila terjadi maka akan membahayakan proses perdamaian antara Palestina dan Israel, juga perdamaian kawasan internasional. Sudah jelas sebagaimana Ibu Menteri Luar Negeri RI (Retno L.P. Marsudi) menegaskan keputusan Trump (jika terjadi) menjadikan Yerusalem sebagai ibukota Israel berarti AS telah menghina komitmen masyarakat dunia, keputusan OKI dan Indonesia,” tegasnya.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Sementara Duta Besar AS untuk Indonesia Josep R. Donovan menyatakan, Trump belum mengambil keputusan soal pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Hal itu dilakukan saat dipanggil Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menjelaskan perihal tersebut. Menlu RI menyampaikan keprihatinan atas rencana Trump itu.
Menlu Retno menegaskan posisi Indonesia yang mendesak dunia internasional untuk tidak bermain-main dengan status Kota Yerusalem dan mendukung berdirinya Negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
“Yerusalem Timur harus menjadi ibukota Palestina merdeka. Segala macam kebijakan Israel yang dapat mengubah karakteristik dan status hukum Yerusalem adalah tidak sah, dan dapat merusak prospek perdamaian di Timur Tengah,” tegasnya dalam Seminar Internasional dan Pameran Foto Palestina di Gedung Pancasila, Selasa (5/12).
Untuk itu, ia juga menekankan Indonesia mendesak Israel agar sesegera mungkin mundur dari wilayah-wilayah Arab yang didudukinya
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi Ibu Kota jika mereka merdeka nanti. Komunitas Internasional juga tidak mengakui klaim Israel atas seluruh kota Yerusalem. Di kota itu terdapat tempat suci tiga agama, Islam, Kristen dan Yahudi.(L/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru