Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia menilai pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) trump/">Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel serta memindahkan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) AS ke sana semakin menegaskan bentuk persetujuan AS atas penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina.
“Bentuk penjajahan oleh Israel ini sudah diperlihatkan dalam berbagai aksi kekerasan yang berada di luar batas-batas nilai kemanusiaan,” ujar Ketua Umum MUI KH Maruf Amin saat konferensi pers di Gedung MUI, Selasa (12/12).
Kiai Maruf mengaku secara tegas menentang langkah dan kebijakan Presiden AS ini. Sebab, kata dia, hal itu semakin menambah ketidakpastian global terutama yang terkait dengan langkah keamanan.
“Langkah semakin menjelaskan pada dunia tentang politik standar ganda satu pihak selama ini seakan-akan berdiri sebagai negara kampiun demokrasi. Tetapi di pihak lain, AS mendukung terhadap bentuk penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina,” katanya.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Menurut Kiai Maruf, segala bentuk penjajahan bagi rakyat Indonesia adalah sesuatu yang harus ditentang dan dilawan karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana tercantum dalam tujuan bernegara RI pada alinea keempat UUD 1945.
Ia mengajak negara-negara lain terutama di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir, dan negara-negara Teluk untuk bersatu padu melawan bentuk-bentuk penjajahan dan adu domba yang selama ini telah dengan kasat mata dipraktikkan di hadapan semua, seraya bersama-sama menegaskan bahwa Palestina adalah sebuah negara dengan Yerusalem sebagai ibukota negara Palestina.
Selain langkah tersebut, Kiai Maruf menegaskan, pihaknya juga akan melakukan Aksi Bela Palestina dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan ormas tokoh lintas agama diplomat serta seluruh masyarakat pada Ahad (17/12) sejak pukul 06.00 WIB sampai selesai di area Monas, Jakarta.
“Pengakuan asas-asas Yerusalem sebagai Ibukota Israel bukan urusan agama tetapi bentuk penjajahan yang sistematis terhadap Palestina yang mesti kita tentang bersama,” katanya.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Pimpinan Nahdlatul Ulama (NU) ini juga mengajak seluruh umat Islam sedunia membacakan Qunut nazilah sebagai bentuk dukungan spiritual bagi keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara Palestina dari penjajahan dan kezaliman para penjajah. (L/R06/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?