MUI : WASPADAI GEJALA KEBANGKITAN KOMUNISME GAYA BARU

MUI

MUI
Para Narasumber pada acara Halaqoh Kebangsaan “Mewaspadai Gejala Kebangkitan Gaya Baru di ” di Gedung , Jakarta (Foto: Chamid/MINA)

Jakarta, 7 Dzulhijjah 1435/1 Oktober 2014 (MINA)- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau kepada semua kalangan untuk mewaspadai gejala kebangkitan komunisme gaya baru di Indonesia.

Peryataan tersebut disampaikan pada acara Halaqoh Kebangsaan bertajuk “Mewaspadai Gejala Kebangkitan Komunisme Gaya Baru di Indonesia”, yang diselenggarakan oleh Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerjasama dengan Lembaga Ketahan Nasional () di gedung MUI Pusat, Rabu.

“Kewaspadaan terhadap komunisme gaya baru ini adalah pekerjaan kita semua, baik sekarang maupun nanti yang akan datang”, kata Ketua Panitia, Adnan Harahap, kepada para peserta, di Lantai 4, Gedung MUI, Jakarta, Rabu siang.

Dewan Pimpinan Harian Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan dalam sambutannya mengatakan, ada dua hal yang perlu dicermati, Pertama, mewaspadai gejala kebangkitan komunisme gaya baru di Indonesia pada konteks ideologi. Kedua, terletak pada konteks implementasi dari ideologi tersebut.

Cendekiawan Polri, Anton Tabah mengatakan, perlunya kewaspadaan bagi setiap orang agar tidak ada tindakan-tindakan komunisme yang menyusup lewat pemahaman sekuler dan liberalisme.

Ia juga mengatakan, mewaspadai munculnya pola komunisme gaya baru yang dapat menyusup ke segala lini kehidupan khususnya generasi muda dan lembaga pemerintah.

“Pemahaman Undang-undang Dasar 1945 yang salah tafsir, kebebasan yang keblabasan (mengikuti gaya kebarat-baratan),  belum lagi pemahaman terhadap agamanya yang mayoritas masih rendah,” katanya.

Ia menambahkan, rakyat terutama generasi muda sadar akan pentingnya memahami demokrasi yang tidak dicampuri sekuler serta menjunjung tinggi agama apapun yang dianut di Indonesia.

Sementara cendikiawan muslim, Salim Said mengatakan, sekarang bahaya komunisme sudah tidak ada dan menilai ideologinya sudah bangkrut sebagai gerakan internasional.

Pada kesempatan yang sama, Ulama dan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH mengatakan, perang pemikiran itu lebih ampuh, dibandingkan dengan perang fisik.

“Runtuhnya komunisme bukan karena perang, tapi penetrasi pemikiran,” kata Hasyim Muzadi

Selain para narasumber, hadir beberapa perwakilan tokoh masyarakat, Perwakilan ormas-ormas Islam di Idonesia serta perwakilan dari berbagai perguruan tinggi dan pondok pesantren. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi Ormas se-Indonesia di Gedung MUI Pusat,di Jakarta. (L/P010/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0