Bekasi, MINA – Praktisi Pendidikan Nasional, Munif Chotib mengatakan, pendidikan itu seperti pohon besar dan akar yang kuat adalah spiritual agama, karena yang dibutuhkan dalam pendidikan saat ini adalah spiritual agama.
“Sebelumnya saya mengapresiasi banyaknya respon dari berbagai organisai terkait isu Peta Jalan Pendidikan saat ini yang sebelum disahkan dan sudah banyak kritikan dari masyarakat, sehingga mendapat respon bahwa Kemendikbud menerima masukan-masukan dari berbagai pihak,” katanya dalam sebuah dialog di Radio Silaturahim (Rasil), Rabu (10/3).
“Jika hanya moral dan yang lainnya itu hanya habluminannas saja, tapi sekarang itu dibutuhkan habluminallah yang vertikal itu termasuk akar, kemudian untuk batangnya adalah fhasion pendidikan itu harus memantik peserta didiknya dan akan lebih kokoh jika akarnya itu lebih kuat menjulang ke dalam tanah, yaitu agama tadi,” jelas Direktur Insan Mandiri Boarding School Cibubur tersebut.
Menurutnya, peta politik pendidikan negeri ini masih sentrallistik yang dilatarbelakangi eralistik kemudian, dan bagaimana pandangan dunianya, sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Semestinya sentralistik ini, dalam mengambil kebijakan harus memperhatiakan linkaran yang besar untuk Indonesia. Dan sekarang yang kita lihat pertama itu adalah pondok-pondok pesantren,” katanya.
Ia mengatakan, pondok pesatren punya kontribusi memajukan Indonesia sampai saat ini. Banyak karya-karya bagus yang telah dicapai pesantren.
“Sehingga artinya negeri ini mau tidak mau harus mengakui ada sekolah Islam yang jumlahnya sangat besar, hampir mencapai 30.000 pondok pesantren yang ada di Indonesia,” katanya.
“Dan saya pikir tidak hanya pondok pesantren dan sekolah-sekolah agama lain, seperti Kristen, Budha, itu harus wujud bersama-sama, karena ini tidak membahas teknis pembelajaran, tapi ini peta sehingga mau dibawa kemana peta jalan ini,” lanjutnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Ia menambahkan, jika ini dikumpulkan dengan orang-orang memiliki bobot, yang dikumpulkan oleh menteri, kemudian diajak bersama-sama menyusun, itu bisa cepat dan sangat universal dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. (L/SH/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru