Museum Palestina Pertama di AS dibuka di Connecticut

Galeri di Museum - Serikat, di Woodbridge, pinggiran New Haven di Negara Bagian Connecticut, Amerika Serikat.(Foto: PIA)

New Haven, MINA – Untuk pertama kalinya, sebuah museum yang memamerkan sejarah, seni dan budaya rakyat Palestina akan dibuka di Woodbridge, pinggiran New Haven di Negara Bagian Connecticut, Amerika Serikat (AS) pada 22 April 2018 mendatang.

Museum Palestina ini menjadi yang pertama dari jenisnya yang didirikan di Amerika Serikat, demikian laporan Kantor Berita Palestina WAFA, Ahad (25/3).

Faisal Saleh, Direktur Eksekutif Museum Palestina-AS, mengatakan kepada wartawan, dia yakin museum itu akan menawarkan gambaran yang lebih lengkap dan lebih kompleks tentang Palestina dan orang-orangnya dibandigkan apa yang dilihat warga Amerika Serikat di media mainstream.

“Misi museum adalah untuk melestarikan sejarah Palestina dan merayakan pencapaian artistik Palestina di AS serta Palestina. Juga menceritakan kisah Palestina melalui seni dan sastra serta bentuk-bentuk ekspresi artistik lainnya,” kata Saleh.

“Sejarah akan disajikan melalui foto dan seni. Tidak akan mengambil posisi politik pada isu-isu terkait … Ini akan sangat independen dan tidak akan dipengaruhi oleh organisasi politik,” ujarnya.

Saleh, yang berasal dari kota Al-Bireh di Tepi Barat yang diduduki, mengatakan terdapat museum Palestina yang serupa di tempat lain, termasuk di Birzeit di Tepi Barat dan Bristol di Inggris. Museum ini akan menjadi yang pertama di Amerika Serikat.

“Akhirnya kita bisa melihat museum yang lebih besar di kota besar seperti Washington, D.C., atau New York,” imbuhnya. Saleh menjelaskan, Woodbridge dipilih karena ada beberapa kesempatan untuk memiliki ruang di sana tanpa menghabiskan banyak dana.

“Kami merasa bahwa memindahkan dialog atau wacana dari arena politik ke arena seni dan budaya dapat lebih bermanfaat dan lebih efektif,” tambahnya

“Orang-orang Palestina telah dikesankan tidak manusiawi dan digambarkan dengan cara yang sangat negatif. Tugas kita adalah menunjukkan bahwa orang Palestina adalah manusia, seperti orang lain, dan mereka memiliki ribuan seniman, mereka unggul dalam seni.”

Museum ini akan menampilkan dokumen sejarah, fotografi, film, sejarah lisan, media campuran dan digital, seni sastra, kuliah umum serta pertunjukan langsung untuk beberapa seniman.

Museum ini juga akan menampilkan karya-karya seniman Palestina termasuk Manal Deeb, Samia Halaby, Ayed Arafeh, Hani Amra, Suzan Bushnaq, dan beberapa lainnya.

Faisal Saleh adalah seorang pengusaha Palestina-AS yang lahir  di lingkungan keluarga pengungsi Palestina di Kota Al-Bireh itu, tumbuh di kota asalnya sampai kelas 11. Ia kemudian datang ke AS untuk mengejar pendidikan lebih lanjut dan menerima gelar MBA dari Universitas CT.(T/R01/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)