Muslim Inggris Akui Kekerasan Meningkat Setelah Brexit

London, 27 Ramadhan 1437/2 Juli 2016 (MINA) – di mengaku resah karena meningkatnya kekerasan terhadap mereka setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni dalam referendum British Exit atau dikenal sebagai baru -baru ini.

“Setiap hari setelah referendum, banyak sekali serangan rasis terhadap masjid dan pemilik toko-toko Muslim. Para Muslimah yang ada di jalan-jalan seringkali dijahati,” kata seorang warga Inggris di London, Yusuf Patel kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Peningkatan ini direkam oleh salah satu grup pemantau Muslim Tell MAMA yang mengatakan, biasanya aksi kekerasan terhadap Muslim berkisar 40-50 kali seminggu. Namun, setelah Brexit, kekerasan bisa mencapai 30 kali hanya dalam tiga hari.

“Brexit tampaknya telah memberikan keberanian kepada beberapa orang yang anti terhadap , sehingga saudari Muslimah kami menjadi paling banyak dilecehkan,” kata Pendiri Tell MAMA Fiyaz Mughal.

Semestinya, mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa dengan alasan imigrasi tidak ada hubungannya dengan Islamofobia, tapi lebih kepada pekerja migran dari Eropa Timur yang melemahkan upah dalam negeri, kekhawatiran tentang kontrol perbatasan, dan krisis perumahan di Inggris. Namun, nampaknya banyak warga salah paham mengenai hal ini.

Laporan media lokal menyebutkan, hal ini menimbulkan kekhawatiran di sebagian kalangan politisi dan anggota parlemen. Sehingga Perdana Menteri Inggris mengatakan, “Hanya karena kita akan meninggalkan Uni Eropa, bukan berarti kita akan menjadi kurang toleran, atau bangsa kurang beragam.”

Mantan Menteri Keadilan Buruh dan Komunitas Shahid Malik yang juga ketua Tell MAMA mengatakan, momen ini dijadikan oleh sebagian warga yang benci Islam untuk mengusir komunitas Muslim dari Inggris.

“Jadi hari ini lebih dari sebelumnya, kami memerlukan pemerintah, partai politik dan tentu saja media untuk bertindak dengan tanggung jawab sepenuhnya dan membantu mengarahkan kami menuju Inggris setelah Brexit yang bebas dari xenofobia dan kebencian,” ungkapnya. (L/R04/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.